Tetangga Berisik
urban legend by : anandastoon
Aku menginap di hotel tua yang harganya tidak terlalu murah pada saat itu. Bagaimana pun interiornya mewah. Kamarku terletak yang kedua dari tangga lantai satu.
Malam itu aku mendengar tetangga yang kamarnya tepat di sebelah tangga, begitu berisik mengobrol berteriak-teriak dengan temannya. Selain itu juga terdengar beberapa benda begitu berisik dilempar-lempar. Aku yang tidak nyaman keluar untuk mengetuk pintunya seraya menyuruhnya untuk merendahkan volume suaranya. Suara itu berhenti.
Namun saat aku ingin kembali tidur, suara berisik obrolan dan suara benda yang sepertinya dilempar-lemparkan itu kembali terdengar. Aku yang marah turun ke resepsionis untuk mengadu. Aku beritahu bahwa yang berisik adalah kamar 11.
Resepsionis berkata bahwa tidak ada tamu yang menginap di kamar 11. Mendengar itu aku marah karena merasa resepsionis sedang melakukan prank kepadaku. Aku sejujurnya tidak ingin mendengar yang horor-horor di sini.
Akhirnya aku diantar salah seorang resepsionis ke pojok ruangan kemudian dia bercerita dengan pelan,
“Hotel ini dulunya sebuah mansion milik seorang keluarga kaya. Namun suatu malam mereka didatangi saudaranya yang dendam dengan sang istri karena suatu urusan hingga akhirnya kedua belah pihak menjadi gelap mata dan terjadilah pembantaian di kamar yang sekarang menjadi kamar 11.”
“Kemudian salah seorang anaknya melihat hal tragis itu dan berlari ke kamar di sebelahnya melindungi diri dari si pembunuh dengan melemparkan barang-barang ke arahnya. Sayangnya ia tidak selamat dan merenggang nyawa di kamar sebelahnya.”
Sang resepsionis mengakhiri ceritanya dengan sedikit menunduk.
Tak lama aku tersadar sesuatu, sekarang aku tidak tahu apakah aku akan kembali ke kamarku atau langsung pergi.