Mencegah Korupsi

Setahun lalu, sewaktu saya pulang dari Cianten, melewati jalanan yang sangat tidak rata. Memang bukan tanah merah, melainkan sudah beton.

Namun betonnya sudah mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga lebih dapat dibilang kendaraan saya seperti berjalan di atas bebatuan.

Di tengah saya sedang kesulitan menyeimbangkan kendaraan, saya berpapasan dengan sebuah mobil bak. Ada sesuatu dari mobil bak tersebut dari mobil-mobil bak lainnya yang membuat saya melirik ke arahnya.

Mobil bak tersebut memiliki spanduk yang terlilit. Spanduk itu bertuliskan “Laskar Anti Korupsi”.

Kemudian saya melihat yang menumpang di atasnya sedang bernyanyi-nyanyi dan tertawa riang. Saya sedikit mengernyitkan dahi.

Lho kenapa? Ada yang salah dari mereka? Mereka ‘kan mungkin tengah menikmati sesi piknik mereka?

Saya secara dilematis menjawab, “Jika mereka hanya rombongan biasa, tidak ada masalah, bahkan saya ikut senang melihat kegembiraan itu.”

Namun ini adalah rombongan yang katanya Laskar Anti Korupsi. Mereka begitu tertawa-tawa seperti anak sekolah yang baru lulus sekolah di atas jalanan yang hancur lebur seperti ini.

Saya hanya ingin setidaknya mereka menaruh sedikit perhatian dengan apa yang sedang mereka lewati. Meskipun mereka sedang berada di tengah keriangan, saya hanya ingin melihat ada air muka dari salah satu wajah mereka yang skeptis dan kritis.

Tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang seakan bertanya-tanya, “Kenapa jalanannya rusak? Apakah anggaran pembangunan jalannya belum teraplikasikan, atau ada faktor lain?”

Hal ini membuat saya menaruh sangsi terhadap komunitas-komunitas anti korupsi. Saya hanya mempertanyakan apa tujuan dibentuk komunitas seperti itu, apa aksi nyatanya, bagaimana laporan kinerjanya, atau hanya untuk “gaya-gayaan” semata?

Lalu bagaimana seharusnya kita membantu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan transparansi dan keterbukaan informasi pemimpin mereka?


Pahami istilah “Transparan”

Saya yakin sebagian besar kita sudah mengetahui arti dari istilah transparan. Benar, transparan dapat diartikan “tembus pandang”. Artinya, kita dapat melihat dengan jelas sesuatu di balik sebuah benda yang transparan.

Jika pemimpin kita sudah melakukan transparansi anggaran, artinya kita dapat melihat dengan jelas kemana saja anggaran-anggaran yang telah dialokasikan oleh pemerintah kita.

Ketika masyarakat sudah dapat melihat seluruh rincian realisasi anggaran, misalnya untuk memasang lampu-lampu jalan, rincian biayanya adalah sekian dan sekian, masyarakat dapat menilai apakah pemimpin mereka telah mengeluarkan anggaran dengan tepat.

Saat ada kejanggalan dari realisasi anggaran, contohnya seperti pembelian pulpen seharga Rp10 milyar, masyarakat akan dapat mengomentari kejanggalan tersebut hingga membuatnya viral.

Para pejabat yang melakukan transparansi anggaran akan merasa terus diawasi oleh setiap orang dari setiap gerak-gerik penggunaan anggaran tersebut.


Bantuan teknologi

Bagaimana masyarakat dapat memantau alokasi dana dari pemerintah mereka? Mudah, via situs web pemerintah atau website.

Sekarang jika saya bertanya kepada pegiat anti korupsi, apa situs web pemerintah daerah mereka, apakah mereka dapat menjawab?

Lalu bagaimana para pegiat anti korupsi dapat dengan bangganya mengklaim bahwa mereka adalah komunitas yang memerangi korupsi padahal mereka sendiri tidak tahu-menahu cara memantau anggaran pemerintah mereka?

Website pemerintahan Indonesia memiliki domain .go.id, yang seharusnya dapat diakses secara jelas dan memiliki menu laporan keuangan sebagai bentuk transparansi.

Masyarakat yang peduli korupsi seharusnya wajib memeriksa website pemerintahan mereka, dan mencari kolom laporan keuangannya. Jadi aksi kepedulian mereka terhadap transparansi pemerintah bukan hanya sekedar di tenggorokan.

Dan yang saya maksud pemerintahan di sini, bukan hanya pemerintah negara saja. Pemerintah provinsi hingga kabupaten atau kotamadya juga memiliki website mereka masing-masing.

Biasanya, domainnya adalah nama provinsi atau kota/kabupaten, lalu diikuti dengan .go.id. Atau jika tidak ditemukan dapat mencari di Google.

Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengetahui website pemerintah kita sendiri.

Perlu diketahui juga, pastinya untuk website tersebut sudah ada anggarannya, jadi tidak ada alasan jika sebuah website pemerintah tidak dapat diakses.


Multifungsi

Manfaat website adalah dapat diakses kapan pun dan di mana pun selama kita memiliki paket data atau wifi, dan gadget, entah dalam bentuk smartphone, tablet, komputer, atau laptop.

Seperti misalnya saat kalian ingin beramal kepada sebuah yayasan nirlaba seperti Ru*mah Za*kat atau Dom*pet Dhu*afa, atau yayasan lainnya, sebelum kalian langsung bersedekah di yayasan-yayasan nirlaba yang kalian temui tersebut, adakalanya baik untuk skeptis mempertanyakan kemana uang sedekah kalian akan mereka olah.

Biasanya di yayasan nirlaba yang sudah kredibel atau dapat dipercaya, mereka memiliki menu laporan keuangan tahunan yang dapat diakses setiap pengunjung website, yang setidaknya itu sudah cukup untuk menjaga kepercayaan seseorang terhadap website nirlaba tersebut.

Begitu pun dengan website pemerintah. Menu laporan keuangan yang disajikan di website pemerintahan dapat membantu menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah mereka.

Dan memang konten website pemerintah seharusnya tidak hanya berisikan laporan keuangan saja.

Kinerja pemerintah yang baik dapat diukur lewat efisiensi mereka dalam mengelola websitenya.

Setiap orang memang harus dapat menikmati setiap detail yang ada di sebuah daerah lewat website pemerintahan daerah terkait. Dari mulai bagaimana prosedur birokrasinya, daftar tempat wisatanya, trayek atau rute transportasi umumnya, hingga apa saja progres pembangunannya.

Sayangnya beberapa website pemerintahan hanya berisikan berita-berita seremonial saja, dengan foto-foto pejabat pemerintah yang dipajang besar-besar di websitenya. Itu pun mungkin banyak berisikan informasi yang jarang update.

Bahkan beberapa website pemerintah terkadang banyak menu yang tidak dapat diakses atau websitenya yang sudah tidak lagi dapat dijangkau.


Epilog

Masih banyak orang yang menggunakan teknologi yang hanya sebatas ego dan formalitas belaka. Tujuan mereka hanya ingin ikut-ikutan dan agar orang tahu bahwa mereka juga memiliki teknologi tersebut.

Namun jika berbicara masalah efisiensi dan manfaat, tiba-tiba keheningan langsung melanda.

Padahal teknologi diciptakan untuk membantu memudahkan urusan setiap orang, tetapi masih banyak orang yang tidak memahaminya dan cenderung menggunakan teknologi sebatas keren-kerenan semata.

Pada akhirnya, teknologi dengan segudang fitur yang sangat berguna, menjadi tidak terasa manfaatnya sama sekali. Sangat disayangkan.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Asset Flipping & Shovelware, Bencana Kreator Konten

    Berikutnya
    Dampak Negatif Selfie yang Harus Diwaspadai


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas