Paska Viral

Salah satu kegiatan membunuh waktu yang sering saya lakukan saat berada di atas kasur adalah melihat-lihat Reels Instagram. Saya juga mengoleksi video-video yang menurut saya lucu dan layak saya bagikan.

Di antara video reels yang saya suka adalah tentang kelakuan kucing dan video ‘perfect cut’.

Perfect cut adalah video yang langsung terhenti saat hampir atau di tengah kejadian utamanya, memberikan kejutan psikologis bagi para pemirsanya.

Beberapa video perfect cut yang saya sukai adalah tentang aksi konyol seseorang yang kemudian mendapatkan akibat sesuai yang kita nantikan.

Contoh, ada orang yang dengan tengilnya mengendarai susuran eskalator. Setelah itu sesuai yang saya harapkan, orang tersebut akhirnya jatuh terjerembab dan video langsung terhenti.

Namun bukan berarti seluruh video perfect cut senaif itu. Ada beberapa video perfect cut wannabe yang justru lebih membuat saya simpati daripada tertawa.

Di antaranya ada video yang secara sengaja tidak sengaja mempermalukan seseorang.

Seperti, ada video perfect cut yang menayangkan orang yang sedang belajar sepeda motor namun masuk ke parit. Saya tahu bahwa orang tersebut tidak ada kaitannya dengan si konten kreator dan terlihat dari wajahnya, ia sangat malu dan tidak senang.

Itu baru salah satu contoh, dan saya ingin membahas lebih jauh.


Bedah kasus

Sebenarnya banyak orang-orang yang tidak beruntung mendapatkan kesialan yang membuat nama mereka menjadi buruk dan terekam jejak digital.

Ada yang viral karena memang murni nasib naas mereka. Namun ada juga oknum yang mencari-cari celah untuk membuat seseorang mengalami nasib naas dan memviralkannya.

Apalagi beberapa media seakan membantu proses viral ini agar mereka bisa mendapatkan asupan konten berita.

Benar-benar memanfaatkan nasib malang seseorang hanya untuk kepentingan pribadi.

Beberapa kejadian viral tersebut seringkali tayang berulang-ulang sehingga mendapatkan cakupan audiens yang lebih luas.

Korban yang merasa malu dan tercoreng nama baik mereka, mungkin akan mengalami stres hingga depresi.

Meski alhamdulillah saya belum pernah mengalami kejadian seperti itu dan semoga saja jangan sampai, namun bukan berarti saya acuh.

Maka dari itu, perawatan paska viral ini perlu karena sangat kita sayangkan, banyak sekali orang yang masih tidak peduli betapa berharganya perihal menjaga nama baik ini.

Orang-orang yang tidak peduli dengan aset “nama baik”, kebanyakan dari mereka memang tidak memiliki kebaikan yang membuat nama mereka dapat dikenang masyarakat.

Tetapi, sebagian orang berusaha keras mempertahankan nama baik mereka karena mereka ingin berkontribusi dan membahagiakan orang-orang di sekeliling mereka.


Pahlawan psikologis

Tahun 2022 kemarin, saya berikan tema tahun tersebut “Pleasant”. Untuk mendukung pemberian tema tahun tersebut, saya memperdalam masalah psikologi sebagai salah satu langkahnya.

Hikmah saya mempelajari psikologi, saya menjadi lebih peka menjadi struktur perasaan seseorang.

Namun sayangnya, saya mendapatkan ‘laporan’ bahwa sebagian orang menggunakan ilmu psikologinya justru untuk menghakimi.

Misalnya, jika orang-orang introvert sudah pasti dia tidak pandai melakukan perencanaan sosial. Sejujurnya beberapa introvert lumayan tersinggung langsung mendapatkan penghakiman seperti itu.

Padahal, tujuan saya mempelajari psikologi adalah untuk memperlakukan orang lain lebih baik lagi.

Seperti, saya memahami ada orang yang hiburannya adalah berolahraga, bukan menonton film. Jika saya berikan rekomendasi film-film terbaik, jatah hiburannya terpenuhi namun tidak maksimal. Berbeda saat saya memberikannya lokasi lari pagi terbaik, motivasinya langsung meroket pada saat itu juga.

Dan tentu saja, psikologi membuat saya lebih terbuka mengenai keberagaman sifat masing-masing manusia. Ada yang senang menggampangkan, namun ada pula yang menjadikan beban yang harus diselesaikan. Luas sekali.

Oleh karenanya, saya ingin mencoba memberikan sedikit tips, yang semoga dapat meredakan depresi paska viral. Terutama untuk mereka yang sedang berjuang memulihkan nama baik mereka setelah ada yang mempermalukan.

Baik secara viral atau tidak.


Tips inti

Beberapa tips yang ingin saya sampaikan, di antaranya:

Izinkanlah diri melepas kegundahan. Silakan untuk menangis sepuasnya karena mungkin menangis dapat kembali membersihkan hati dan menyegarkan perasaan.

Ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Setiap manusia memiliki hak untuk menangis, menyampaikan perasaannya.

Sediakanlah tempat yang sunyi, atau carilah di luar kota, adakalanya baik untuk sesekali menyepi. Keluarkanlah perasaan kita sebebas-bebasnya, hingga kita merasa setidaknya sedikit lebih lega.

Jika kita lihat, banyak para ayah yang terkadang menghabiskan waktu pertengahan malam pertama untuk menyendiri di teras. Terkadang sembari merokok. Itu semua mereka lakukan karena mereka pada akhirnya sadar, tubuh mereka memiliki hak waktu untuk mereka penuhi.

Bagi para muslim seperti saya, sepertiga malam terakhir adalah waktu terbaik untuk melepaskan rasa gundah gulana kepada Tuhan, lewat rangkaian ibadah malam yang bernilai tinggi.

Kemudian, lepaskanlah sosial media. Semenjak tahun 2023 ini, saya sudah tidak pernah lagi memasang story Instagram secara pribadi kecuali sesekali.

Maksud saya, saya sudah lebih jarang berkonten untuk tujuan pribadi. Berbeda jika ada maksud lain seperti memang menjadi kreator konten adalah salah satu bentuk pekerjaan, baik utama maupun sampingan.

Bahkan saya lupa kapan terakhir kali saya memasang wajah di salah satu konten sosial media saya. Berbeda seperti dahulu saat saya masih senang selfie.

Terbukti, saya menjadi lebih produktif dan berbahagia. Tidak ada persaingan palsu dan kecemburuan maya. Semua menjadi kembali alami seperti awal dekade 2010-an.

Yang terpenting, berkontribusilah. Lawanlah pengaruh nama buruk dengan aksi kontribusi yang baik.

Saya lebih memilih dibiarkan orang lain daripada disayang. Maksudnya, “Dia itu orangnya seperti itu tapi biarlah yang penting…” daripada, “Memang sih dia itu bagus, tapi sayang…”

Nama seseorang dapat hancur dalam waktu sekejap, namun masih tetap ia perbaiki perlahan-lahan. Bahkan itu dapat menjadi motivasi bagi orang lain untuk meniru jejak nya.

Jadilah seseorang yang orang lain nantikan, mereka akan lupa keburukan kita dengan sendirinya, seiring waktu.

Sama seperti dahulu saya yang sering mendapatkan ejekan karena tidak dapat mengendarai sepeda motor. Namun saat saya sudah berpenghidupan jauh lebih baik daripada orang-orang yang mengejek saya, mereka pada akhirnya menjadi segan sendiri.

Yang terakhir, tetap berimprovisasi. Nama yang terlanjur buruk membuat derajat atau level kehidupan kita menjadi minus.

Tetapi, kita tetap perlahan-lahan menyusun kembali anak tangga derajat kehidupan yang telah tercerai-berai meskipun dalamnya sejauh Palung Mariana.

Namun, jangan sampai kita berhenti saat derajat kehidupan kita sudah kembali positif. Teruslah menyusun dan temukanlah orang-orang baik yang sama-sama sedang menyusun juga agar kita dapat terbantu, berjalan beriringan bersama mereka.

Hari ini sudah sangat sulit menemukan orang yang bisa kita harapkan, kebanyakan orang hanya memikirkan diri mereka sendiri sembari mengharap kebaikan dari orang lain.


Akhir kata

Saya memahami membersihkan nama baik tidaklah mudah. Bahkan, tingkat kesulitannya itu bisa benar-benar tidak terkira, hanya untuk memulihkan nama baik saja.

Sebaiknya saya sarankan agar mencari orang yang dapat menjadi media penyaluran masalah pelik. Saya juga memahami keberadaan mereka cukup jarang namun bukan berarti tidak ada sama sekali.

Bahkan saya menawarkan diri saya sendiri untuk menjadi objek curhat selama waktu saya tersedia, kalian dapat mengeceknya di akhir artikel ini.

Intinya, jangan sampai kita kalah dan hanya berakhir tersungkur sepanjang hidup kita. Padahal, setiap orang memiliki hak untuk berbahagia dan setiap orang pula memiliki kewajiban untuk berkontribusi dalam kebaikan.

Dan sebagai akhir alinea, di luar sana banyak sekali orang-orang yang tidak beruntung dan mengalami masalah kesehatan mental. Namun selama ini tidak kita sadari. 😉

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    5 Alasan Mengapa Konsol Nintendo Masih Bertahan

    Berikutnya
    Tips Lebih Bahagia 32: Seni Mempertimbangkan


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas