Apa yang ada di pikiran kita saat mendengar “master”? Mungkin ada yang mengartikan sebagai “pro player” atau “orang yang bisa mengontrol sesuatu”.
Semua definisi itu benar, namun ketika kita mendapatkan pertanyaan, “Berapa jumlah master yang kita ketahui?” saya yakin jawabannya adalah “sedikit sekali.”
Lalu apa kaitannya mencari sang master ini dengan kehidupan yang lebih bahagia?
Sebenarnya “master” bukanlah titel yang dapat disematkan kepada sembarang orang. Beberapa dari kita termasuk saya mungkin pernah melayangkan pujian kepada seseorang dengan menyebutnya sebagai master namun kita tidak benar-benar memahami esensinya.
Seperti yang tadi saya sebutkan, master adalah orang yang memiliki kuasa untuk mengontrol atau memanipulasi sesuatu. Misalnya, mereka yang master kelistrikan dapat mengontrol daya listrik sehingga mereka dapat ‘menundukkan’ listrik agar listrik tersebut dapat kita pergunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Begitu pun dengan perasaan manusia. Meski setiap orang dapat membuat orang bahagia, namun tidak setiap orang dapat memberikan esensi rasa bahagia tersebut.
Misalnya, dalam perkumpulan ada beberapa orang yang pandai bercanda dan membuat kita tertawa. Namun batasnya hanya sampai sana saja.
Sang master, memiliki kemampuan untuk memberikan rasa bahagia lebih hingga sampai ke dalam tahap menenangkan atau menghangatkan hati.
Maka dari itu, membahagiakan orang dapat kita sebut sebagai seni sebab hal itu memerlukan sebuah keahlian yang dapat menguasai seni tersebut.
Masalahnya, hiburan yang kita berikan kepada orang lain mungkin hanya sampai orang tersebut berhenti tertawa saja, setelah itu tidak akan membekas sama sekali. Sebenarnya tidak masalah, hal itu lebih baik daripada kita tidak membuatnya tertawa.
Orang yang memang sudah master dalam menghibur orang lain, mereka bisa meninggalkan bekas-bekas hiburannya lebih lama di hati para audiensnya. Jumlah mereka sangatlah sedikit.
Contoh lain lagi, bidang fotografi. Hari ini, menghasilkan foto yang bagus nan indah sudah jauh lebih mudah sehingga banyak amatir yang fotonya dapat sebagus sang ahli.
Tetapi, apa yang membedakan hasil foto dari fotografer ahli dengan mereka yang amatir meski kedua foto mereka sama-sama bagus?
Kesan. Foto yang dijepret oleh sang ahli dapat membekas bahkan dapat menginspirasi audiens. Sedangkan foto amatir hanya ‘mentok’ di hasilnya saja yang mengagumkan, bahkan terkadang sarat ego sang fotografer yang menginginkan pujian dari audiens.
Fotografer ahli yang memang sudah master, mereka dapat berhasil mentransfer perasaan mereka kepada audiens. Foto-foto mereka bukan hanya cantik, namun seakan ingin memberikan cerita kepada pemirsanya. Bahkan foto yang tanpa sentuhan sama sekali bisa begitu berkesan dan jarang hingga menimbulkan rasa iri yang menyiksa.
Betul, sebuah karya yang berangkat dari hati jarang membuat orang lain menjadi iri dengki karena perasaan itu tergantikan dengan inspirasi yang mereka dapat dari karya tersebut.
Begitu pun dengan seni yang lain, yang bisa mencetak kesan yang mendalam hingga dapat meringankan masalah pemirsanya secara tidak langsung.
Tidak heran banyak orang yang mengeluarkan uang yang sangat banyak hanya untuk menikmati seni, entah itu musik, film, permainan, hingga pameran, dengan harapan audiens akan mendapatkan manfaat yang menyenangkan hati setelah menikmati itu semua.
Begitu pun dengan teman di sekitar kita, baik teman di media sosial atau pun teman yang kita kenal langsung, kita dapat mencari siapa yang paling “master” di antara mereka.
Ciri-ciri teman yang sudah menjadi master, adalah kemampuan mereka dalam menghangatkan hati kita. Kehadirannya kita harapkan sebab kita tahu kita akan mendapatkan banyak hal dari mereka setiap kali bertemu.
Jumlah mereka seperti yang saya sebutkan, adalah sangat jarang sebab hati mereka yang cukup bersih. Mereka sering hadir saat kita susah namun kita justru sering mengabaikan mereka saat kita senang.
Berteman dengan seorang master akan membuat hidup kita lebih baik meski kita tidak memiliki pencapaian apa pun pada saat itu. Tetapi sang master, mereka akan tetap memberikan kita beberapa harapan sehingga kita kembali bersemangat dengan hidup kita.
Sang master bisa kita katakan mengontrol kesulitan hidup kita, meski tidak sampai menghilangkannya. Namun tetap, mereka dapat membuat hidup kita jauh lebih mudah.
Bahkan sang master dapat memberikan cerita-cerita yang membuat kita terlepas dari beberapa insecurity atau rasa minder yang menjadi salah satu masalah hidup kita.
Sang master tidak segan-segan merendahkan diri mereka demi mengangkat kita karena cerita mereka tidak akan mengurangi derajat mereka.
Misalnya, ada seseorang yang minder karena di usia 30 mereka masih menganggur dan seakan tidak ada harapan untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Sang master memiliki keahlian untuk menghibur mereka dengan memberi beberapa tips dan memberikan cerita-cerita motivasi yang tepat sasaran, bukan hanya sekadar melakukan perbandingan hidup.
Sang master tidak akan berkata bahwa “banyak orang lain yang lebih tidak beruntung dari kamu” karena kita sudah tahu itu dan sedang tidak butuh wejangan itu. Ia hanya memberikan cerita tentang misalnya kenalannya yang sudah lebih tua dan masih menganggur hingga ia mendapatkan pekerjaan. Lalu ia memberikan juga tipsnya.
Perbuatan baik yang berkesan adalah hasil dari IQ yang tinggi, jadi bukan hanya EQ. Tingginya IQ bisa menyebabkan seseorang lebih mudah melakukan problem solving.
Saya pun memiliki beberapa seniman yang bagi saya mereka sudah master. Mereka bukan hanya dapat membuat karya seni yang bagus, namun berkesan lagi menginspirasi. Bukan hanya sekadar membuat saya tertawa, namun bisa membuat saya tersenyum. Hiburan mereka bersemayam dari diri saya lebih lama.
Mungkin saya sudah banyak sebutkan di artikel saya yang lain bahwa beberapa seniman yang berhasil memberikan motivasi dan inspirasi bagi saya seperti ABBA, Nintendo, dan Disney.
Beberapa musik dan desain mereka begitu penuh nuansa magis sehingga membuat saya lebih berani melakukan tamasya sendirian baik dengan angkutan umum atau pribadi. Bisa membangun motivasi saya untuk terus menulis di blog Anandastoon ini. Dan bisa menghibur hati saya saat saya tengah dilanda masalah.
Pandainya sang master dalam membuat bekas yang mengena di hati pemirsanya, itu menjadi sebab pemicu nostalgia.
Seniman yang sudah master, akan ikut membawa perilaku fanbasenya ke arah yang lebih baik. Sebab sekali lagi, para seniman master tidak lagi membuat karya untuk industri dan meninggikan ego mereka.
Saya kadang ikut berbahagia saat membaca komentar-komentar atau tanggapan netizen saat saya mendengarkan OST-OST atau menyaksikan beberapa playthrough game Nintendo yang begitu berkesan bagi saya.
Maka dari itu saya sangat bersyukur alhamdulillah bahwa saya telah berhasil mengumpulkan master-master yang dapat menjadikan sandaran saat saya sedang dalam kondisi terrendah. Baik master langsung seperti teman, atau pun master tidak langsung seperti developer game, film, atau musisi.
Kalian pun bisa mencari master kalian sendiri yang bisa merangkul kalian saat sedang dalam masa-masa sulit ketika teman-teman yang kalian harapkan justru tidak dapat kalian hubungi.
Jumlah mereka sedikit, mereka jarang sekali. Jadikanlah mereka sebagai salah satu aset kehidupan.