Dengar-dengar Taman Suropati disebut sebagai salah satu taman terbaik di Jakarta, maka dari itu saya mencoba untuk mengunjungi lokasi taman yang berada di pusat kota ini. Seperti biasa saya mengecek Google Maps untuk detail lokasi dan jaraknya, yang terlihat memang taman ini terlihat jauh lebih besar dari taman Menteng, karena saya sudah pernah mengunjungi taman Menteng dan saya cukup puas, kali ini tujuan saya adalah taman yang satu ini.
Cuaca memang pada saat itu berawan, namun karena pada saat itu waktu saya sedang benar-benar kosong, saya memutuskan untuk berangkat menggunakan bus Transjakarta jurusan Senen dari halte Warung Jati koridor 6. Namun ketika sampai Setiabudi Utara, hujan ringan pun turun. Alhamdulillah bawa payung, jadi tidak begitu khawatir.
Saya kemudian turun di halte kiri atau halte reguler Menteng, tepat halte reguler pertama setelah halte Setiabudi Utara. Naas, mungkin karena guyuran air hujan yang semakin deras dari bagian atas bus, saya agak terburu-buru turunnya hingga tangan saya terbentur salah satu bagian bus yang terbuat dari logam. Bengkak, hingga saat artikel ini ditulis masih terasa sakit jika digerakkan.
Kemudian saya menyebrang jalan dan mengambil kanan, karena jika belok ke kiri berarti saya akan menuju taman Menteng. Yup, benar, halte bus reguler Menteng cukup dekat dengan taman Menteng. Selanjutnya saya belok kiri di perempatan lampu merah Imam Bonjol dan mengikuti jalan. Tetapi begitu sampai di tamannya, hujan semakin deras dan saya memutuskan untuk shalat Zhuhur dahulu di masjid Sunda Kelapa.
Trotoar menuju masjidnya cukup licin, apalagi di halaman masjidnya. Saya hampir terpeleset di sini karena hujan. Ditambah lagi, ternyata ada pesta pernikahan di ruang depan masjid, saya agak sulit mencapai keran wudlu pria, tapi ya sudah lah. Setelah shalat ternyata hujan belum berhenti, saya memutuskan untuk makan di tenda depan masjid.
Ternyata hujan semakin deras, dan berangin. Oke, seredanya, langit masih kurang bersahabat, saya memutuskan untuk pulang.
Sewaktu sudah sampai di halte Warung Jati, tiba-tiba matahari muncul dan bersinar dengan teriknya, kemudian coba tebak? Iya, saya kembali bertujuan ke taman Suropati, namun kali ini dengan bus jurusan Monas.
Saya pun turun di Sarinah, menanti bus dengan rute baru jurusan Kampung Melayu. Cukup lama saya menunggu, mungkin karena rute langsung, jadi memang agak lama, pada saat itu sekitar 15-20 menit saya menunggu.
Namun memang tidak sia-sia saya menunggu karena langsung turun tepat di depan taman Suropati. Terima kasih deh, siapapun yang telah mendesain rutenya. Dan hunting pun dimulai.
Pada saat itu saya langsung masuk ke tamannya. Cukup berbeda dengan taman-taman yang lain karena di sini cukup rimbun dan banyak tanaman seperti bunga atau apa itu saya kurang tahu serta banyak fasilitas. Di penuhi banyak patung-patung dan karya hubungan diplomatik ASEAN, serta banyak sekali tempat duduk dan kandang burung.Sekeliling pun banyak yang membawa kamera, banyak yang berpotret ria, membaca, bersepeda, berpacaran, dan lain sebagainya. Semua pengunjung acuh bin cuek termasuk saya melihat petugas-petugas dinas berkeliaran (mungkin lebih sopan dibilang berpatroli) di sekitar taman.
Fasilitas taman cukup banyak bahkan beberapa di antaranya cukup aneh, seperti landasan bebatuan yang timbul, apa itu namanya? Yang dikhususkan untuk terapi orang-orang bertelanjang kaki, kemudian ada 2 buah kolam yang tidak ada apa-apa di dalamnya, lalu beberapa buah tong sampah dengan desain semi oriental seperti yang ada di Jepang, dan yang terakhir, saya sebut saja ruang selfie, atau apa itu yang jelas saya tidak tahu, ada 2 buah, dilengkapi dengan desain kunci G di dalamnya. Maksudnya apa?
Yang jelas, di sini cukup rimbun.
Setelah puas berkeliling, saya pun meninggalkan taman, dan melihat sebuah area di tengah jalan yang sangat bagus. Cara mencapai area itu adalah hanya dengan menyebrang jalan. Sebenarnya ini bukan taman, melainkan mungkin area pengisi median jalan saja seperti Tugu Tani, namun dengan patung kuda ditengahnya.
Oke karena sudah sore akhirnya saya pulang kembali melewati area yang saya tadi tempuh saat tidak jadi pergi ke taman. Yaitu melewati jalan Madiun hingga ke ujungnya. Lalu menyebrang rel dan kali sedikit hingga akhirnya bertemu halte busway Halimun. Saya pikir jaraknya jauh, ternyata setengahnya dari yang saya duga, mungkin sekitar 300 hingga 400 meter dari taman Suropati hingga akhir jalan Madiun menuju halte busway Halimun.
Oh iya, masuk taman ini tidak dipungut biaya alias gratis. Sekian ~
[flexiblemap address=”Taman Suropati” width=”100%” height=”500px” zoom=”15″]
Pingback: Gambar Desain Rumah Taman Ditengah - Desain Rumah Modern