Tol Cikampek MacetHampir setiap masyarakat di pulau Jawa terutama bagian barat tahu akan sebuah jalan tol yang bernama Tol Cikampek. Tol ini sudah menjadi urat nadi besar di pulau Jawa sebagai penghubung antara warga luar ibukota dengan warga ibukota itu sendiri, terutama yang berasal atau bertujuan dari/ke arah timur Jakarta. Bahkan jalan tol Cikampek ini dapat dikatakan sebagai interchange antar jalan tol lain seperti jalan tol Cipularang, Cipali, Lingkar Dalam, Lingkar Luar, bahkan tol Merak sekalipun. Maka tak heran, jalan tol ini kerap dipadati masyarakat dari segala penjuru.

Namun yang terjadi sekarang adalah sebuah bencana kemacetan yang sangat, sangat panjang disebabkan oleh empat pembangunan yang dikerjakan sekaligus di jalan tol tersebut hingga tahun 2019! Iya, bagus jika tepat waktu, jika aktualisasinya ternyata molor? Dari Jakarta ke Bandung bisa sampai beruban baru sampai.

Ayolah, saya hobi travelling dengan bus, dan menunggu hingga 2019 itu sama saja saya harus menarik kembali hobi saya dan menghilangkannya ke antah berantah. Saya tidak terima kenyataan seperti ini, karena Bandung, Garut, Tasik, bahkan Majalengka sedang menunggu kaki saya agar menginjakkannya di bumi merekadan 2019 itu akan membuat mereka semua lelah menunggu saya. (pedenya… gak tau diri amat yak?)

Ok, saya putar otak, semoga solusi atas kemacetan tersebut dapat segera ditemukan lewat artikel saya ini.


  • Kepercayaan yang tidak lagi dibebankan

Dari yang saya dengar di berita-berita, cukup sedih rasanya melihat orang-orang yang sehari-harinya lewat tol Jakarta-Cikampek mengeluhkan waktu perjalanan yang bertambah bahkan hingga 4x lipat. Dari Jakarta ke Bekasi yang biasanya ditempuh dalam waktu 1 jam, kini bisa hampir 4 jam. Luar biasa sadisnya. Namun untungnya yang macet adalah jalur pulang, bukan pergi.

Beberapa dari kalian mungkin berpikir orang-orang tersebut sudah biasa menggunakan mobil pribadi, namun saya lebih peduli kepada orang-orang yang berdiri bertumpuk di dalam bus Transjakarta jurusan Bekasi, entah Bekasi Barat, atau Bekasi Timur. Saya hanya dapat mengeluarkan decak kagum kepada orang-orang hebat tersebut.

Lalu apa tanggapan yang berwenang? 2 kata, “Harap”, dan “Bersabar”Udah, itu ajahNothing more! Oh, come on! Pihak-pihak yang berwenang tersebut telah dikerubungi oleh rasa percaya dari masyarakat dan mereka hanya menghasilkan 2 buah kata tersebut hingga 2019? Tidak ada salah sebenarnya dengan kata “sabar”, namun saya justru mengharapkan sesuatu yang lain yang tentunya lebih kreatif dari pihak-pihak yang telah dibayar oleh pajak masyarakat.

Wacana berikutnya adalah aturan ganjil-genap di tol. Agak lucu sih ketika aturan itu ditegakkan di jalan yang berbayar. Artinya, para korban aturan ganjil genap tersebut ditilang juga, dan disuruh bayar tol juga. Saya hanya tersenyum sinis melihat solusi yang ditawarkan tersebut. Dan hasilnya? 4 jam tersebut belum ada pengurangan yang signifikan.

Wacana lainnya lebih lucu lagi. Yaitu himbauan agar menggunakan aplikasi GPS panduan jalan seperti Waze dan Google Maps agar jarak dan waktu tempuh lebih dapat dikalkulasi dan diprediksi. Sekali lagi himbauannya tidak salah, namun… ya sudahlah. Mungkin masyarakat lebih baik ‘menyelamatkan diri mereka sendiri’.


  • Saya hanya ingin tahu lebih jauh… Please

Kalian sudah tahu bahwa tol Cikampek (atau bahkan hampir setiap tol) didominasi oleh truk dan bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi). Hal ini membuat volume jalan menjadi lebih tidak nyaman bagi kendaraan pribadi dan mempersempit ruang pada tol. Namun memang itu sebenarnya tujuan dibangun jalan tol jadi tidak perlu ada keluhan macam-macam.

Memang proyek apa sih yang menjadi biang kerok kemacetan pada tol Cikampek? Tanpa ada proyek pembangunan pun tol Cikampek sudah macet. Karena selain padatnya kendaraan, pintu tol yang berjumlah sangat banyak pun menambah kuantitas kendaraan di jalan tol. Belum lagi proyek-proyek tersebut berhasil mengurangi lajur jalan tol hingga hampir atau bahkan setengahnya.

LRT Cawang – Bekasi Timur menjadi penyebab utama. Kereta ringan berkapasitas rendah tersebut tengah dibangun di sisi utara jalan tol tersebut. Jujur saya agak pesimis dengan yang satu ini karena saya dengar tarif tiketnya cukup mahal hingga Rp15.000 sekali jalan, ditambah lagi letak stasiunnya yang kebanyakan di belakang kompleks-kompleks gedung apartemen. Yah, semoga saja penghuni apartemen mau menggunakan LRT. Semoga…

Kemudian biang kerok selanjutnya ada Tol Cikampek 2 yang dibuat layang. Saya menilai proyek ini benar-benar wasting time dan wasting everything kecuali mungkin ada jatah proyek (ups…). Maaf, mungkin saya agak berlebihan dan terlalu menjudge di awal, namun kenyataannya saya tidak paham ada dua jalan tol tingkat pada jalur dan tujuan yang sama. Mana, saya lihat design plan dan shop drawingnya agar saya tidak terlalu menjudge lebih jauh.

Lagi, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, It’s a big no… no… Saya akan menjudge lebih kasar untuk yang satu ini karena memang saya tidak mengerti secepat apa keretanya ketika waktu realisasi dan di mana saja stasiunnya serta berapa harganya. Saya hanya memohon agar stasiunnya tidak dibuat jika tujuannya hanya untuk melambungkan harga tanah disekelilingnya dan diselimuti oleh apartemen.

Terakhir adalah proyek ekstensi tol Cibitung atau apalah itu saya tidak ingin tahu, yang pasti untuk yang satu ini saya tidak akan banyak berkomentar. Intinya pada 2019 tol Cikampek akan dikerubuti oleh banyak tiang-tiang flyover. Sudah.


  • Diluar kebiasaan, tantangan baru

Kau tidak melakukan hal itu kepada saya! Cukup 4 jam saya sia-sia hanya untuk 16 KM di Jalan Tol Cikampek ketika saya menuju Garut. Kalian dapat membacanya di sini untuk lebih jelasnya. Saya akhirnya memutar otak agar saya dapat menghindari kemacetan ini karena saya tipe orang yang tidak dapat menerima kenyataan begitu saja.

Saya sejujurnya tidak tega dengan orang yang berdiri berlama-lama di angkutan umum berjuang melawan kemacetan hanya untuk kembali ke rumah setiap hari. Terharu saya. Maka dari itu saya memiliki inisiatif untuk ‘sedikit’ membantu memberikan alternatif dari kemacetan tersebut setidaknya hingga 2019.

  • Untuk kendaraan pribadi, sebaiknya ambil saja jalan raya Kalimalang hingga KH. Noor Ali, dan masuk tol lagi di Pintu Tol Cibitung. Di sana pun memang sedang ada pembangunan, tetapi percayalah kemacetan yang terjadi di sana tidak sehebat tol Cikampek.
  • Saya ingin kendaraan umum seperti bus agar masuk ke Jalan Caman setelah dari terminal bayangan di Jati Bening. Mengapa tidak bekerja sama dengan pihak Bina Marga dan PO Bus agar memutar trayek sementara? Terutama Bus AKAP yang harus didahulukan mengingat perjalanan jauh. Setelah itu bus dapat masuk tol kembali di pintu Tol Cibitung.
  • Para penumpang bus yang ingin alternatif lain, saya akan beri sebuah kabar baik. Kini KRL sudah sampai Cikarang! Mengapa tidak naik saja itu sebelum kemudian melanjutkan perjalanan dengan bus AKAP di terminal Bekasi Timur atau Terminal Cikarang yang jelas-jelas tarif bus sudah lebih murah dan jarak yang lebih dekat?

Pihak-pihak pengelola terminal di daerah penyangga Jakarta harus lebih kreatif lagi dalam mempromosikan terminal-terminalnya. Selama ini warga lebih senang mudik dan jalan-jalan dengan kendaraan pribadi karena tidak tahu bagaimana cara terbaik dalam menggunakan angkutan umum, dan tanpa pembinaan sama sekali.

Sekarang bayangkan, jika ke Majalengka harus naik bus seharga Rp80.000 dari Jakarta dan harus lewat tol Cikampek, lebih murah jika naik bus ke Majalengka dari Terminal Cikarang yang hanya seharga Rp45.000.

See the difference?

Baik, contoh lain lagi. Saya pernah mencoba naik bus AC Ekonomi jurusan Bandung dari terminal Bekasi Timur yang tarifnya hanya Rp30.000. Bandingkan dengan naik dari Jakarta yang tarifnya sebesar Rp75.000. Hematnya lebih gilak dari diskon kereta api yay!

Saya belum telisik apa saja bus-bus AKAP yang berangkat dari terminal Cikarang, namun yang pasti, di sana ada tujuan Garut dan Majalengka.

Jika kalian memiliki alternatif lain, dapat ditulis di kolom komentar, saya akan lebih berbahagia. Terima kasih…

 

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Diluar Batas Jera : Garut, Situ Bagendit

    Berikutnya
    Artikel Pendek Masalah Sosial #2 : Menilai Agama Seseorang


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas