Orang-orang non-muslim seringkali melayangkan pertanyaan seputar Islam yang selama ini mereka hanya melihat lewat media-media.
Meski memang banyak yang mengatakan bahwa tidak sedikit media yang menyembunyikan fakta, namun beberapa media memang mengungkap data apa adanya.
Contohnya, saat ada berita tentang pembunuhan atau pembantaian wanita yang enggan memakai hijab, hal itu memang demikian adanya. Berita itu sungguh mencoreng citra Islam di seluruh dunia dan membuat para muslim mendapatkan beban tambahan untuk ‘membersihkan’ nama baik agama mereka.
Saya kerap mendengar beberapa pertanyaan, baik pertanyaan dengan niat tulus maupun yang ngetroll entah dari non-muslim atau bahkan muslim itu sendiri yang masih ragu-ragu dengan agamanya.
Saat menjawab pertanyaan mereka, saya lebih memilih menggunakan logika (akal, dalil aqli) karena mereka sedang tidak membutuhkan dalil apa pun (selama tidak berkaitan).
Di antara pertanyaan-pertanyaan mereka adalah sebagai berikut. Ada sepuluh pertanyaan, kurang lebih.
Karena memang manusia yang diutus membawakannya lahir di tanah Arab, besar berbahasa Arab, kaumnya pun juga berbahasa Arab.
Justru aneh kalau Al-Quran turun menggunakan bahasa Inggris, apalagi bahasa Indonesia yang bahkan di zaman itu belum baku atau bahkan belum ada. Siapa juga yang bakal paham di zaman itu?
Sekalipun sudah ada terjemahan bahasa-bahasa di seluruh dunia, tetap maknanya kita kembalikan ke bahasa aslinya biar lebih jelas dan tidak gagal paham. Karena tentu saja setiap bahasa ada kata-kata yang tidak bisa kita terjemahkan dalam bahasa lain.
Contoh, apa bahasa Inggrisnya “tanggung”?
Lagipula dengan alQuran yang berbahasa Arab, artinya memang kitab suci umat Islam tetap otentik meski sudah lebih dari 14 abad ya kan? Kita saja senang kalau menemukan skrip bersejarah dalam bahasa Jawa kuno misalnya, atau bahasa Latin. Nah ini alQuran bahasanya tidak pernah berubah lho…
Sebelumnya saya ingin tegaskan, bahwa menikahi Aisyah bukan keinginan apalagi nafsu dari Nabi Muhammad saw. Mengapa umat Islam memiliki teladan yang doyan nikah dengan landasan nafsu sepihak saja?
Dan kalian sendiri, jika memiliki anak perempuan dan tiba-tiba dilamar sama Crazy Rich, siapa juga yang tidak ingin? Bahkan kalau mau, bapaknya justru yang mendatangi seorang artis kaya raya dan memintanya untuk menikahi anak perempuannya.
Tidak ada yang tidak ingin. Apalagi kalau menikahnya dengan seorang Nabi.
Saya terkadang mendengar pertanyaan non-muslim yang wondering kenapa Islam itu identik dengan pedang. Misalnya, mereka sering melihat gambar-gambar pedang di bawah kalimat berbahasa arab.
Saya jawab, “Oh, itu bendera Arab Saudi.”
Tapi kenapa pakai pedang? Karena kalau pakai keris nanti orang kita bisa ngamuk.
Pertama, tidak ada yang bilang kalau memelihara anjing itu hukumnya “haram”.
Kedua, karena anjing itu ialah hewan yang cerdas. Jadi kalau mau pelihara ya, harus kita latih. Nanti kecerdasan anjing bisa mubazir apabila tidak pernah terasah.
Buktinya ada hadits dari Nabi Muhammad saw., itu sendiri tentang bolehnya memelihara anjing selama pemiliknya melatih anjing tersebut untuk menjaga dan memburu.
Jika memang ‘terlalu malas’ untuk melatih anjing, ya better pelihara kucing. Selesai masalah.
Banyak non-muslim yang mengira bahwa muslim bershalawat kepada Nabi Muhammad saw., dengan tujuan menyelamatkan Beliau. Saya hanya memiringkan muka sambil mengernyitkan dahi mendengar itu.
FYI, tanpa mendapatkan shalawat pun, Rasulullah Muhammad sudah mendapatkan jaminan surga.
Sekarang agar lebih mudah kita cerna, misalnya kalian begitu mengidolakan seorang penyanyi. Lalu kalian membela-belakan diri untuk mendatangi konser si penyanyi dan berteriak-teriak nama si penyanyi tersebut.
Pertanyaan saya, apakah si penyanyi akan peduli dengan teriakan kalian? Melirik saja mungkin enggan. Siapa eloh? Masih banyak fans gueh yang laen.
Nah bedanya, Nabi Muhammad saw., justru peduli dengan siapa pun yang bershalawat kepada Beliau dan juga memberikan garansi bahwa akan Beliau lirik bahkan tolong di hari di mana tidak ada seorang manusia yang diberikan izin untuk memberikan pertolongan (syafaat) kecuali Beliau.
Memang menjadi biang kerok peristiwa 9-11 itu yang menimbulkan sangkaan dunia bahwa muslim adalah teroris. Yah, meski sisi terangnya banyak yang akhirnya penasaran dengan Islam dan menjadi muslim.
Tapi jika ingin kita kumpulkan berita-berita, teroris itu bukan dari muslim, atau agama dan negara tertentu. Teroris hanya berasal dari orang-orang idiot yang tidak paham ingin berbuat apa dengan hidupnya sehingga menjadi bulan-bulanan orang licik supaya mendapat iming-iming manis apabila melakukan sesuatu.
Makanya, saat sekolah bukan hanya berusaha jadi rajin saja, tapi berusaha pula untuk menjadi pintar agar tidak berpeluang menjadi teroris.
Supaya pasokan babi non-muslim tidak ada yang gerecokin?
Saya pernah bertanya kepada teman saya, “Jika di ASEAN akan ada pemilihan kepala organisasi. Siapa yang akan kalian pilih? Wakil Indonesia, Malaysia, atau Thailand?”
Teman saya menjawab, “Indonesia lah!”
Saya menambahi, “Tapi wakil Thailand lebih mumpuni?”
Teman saya bersikukuh, “Tetap wakil Indonesia dong!”
Saya tak mau kalah, “Tapi wakil Malaysia itu juga kompeten?!”
“Wakil Indonesia!” Teman saya menutup pilihannya.
Kira-kira seperti itu analoginya.
Namun misalnya ada kasus di mana pemimpin muslim akan menimbulkan banyak dampak negatif daripada pemimpin non-muslim, maka solusi terbaik bagi muslim adalah menjadi golput. Win-win solution kan? Di satu sisi muslim tidak memilih pemimpin mudarat, dan di sisi lainnya muslim tidak melanggar syariat larangan memilih pemimpin non-muslim. 😉
Saat Covid, memasuki ruangan yang penting seperti ruang rapat, akan ada pengecekan suhu dan sertifikat vaksin bagi seluruh anggota rapat.
Tiba-tiba, seorang peserta meeting ingin kentut dan sebagai orang yang memiliki etika, ia keluar dari ruangan dan mengeluarkan gas jeledar-jeleder sepuasnya.
Kemudian saat ia kembali ke ruangan meeting, pengecekan suhu dan sertifikat vaksin Covid ia jalani lagi dari awal. Padahal ‘kan cuma kentut?
Ya sama, saat ada muslim kentut setelah wudhu, yang batal bukan wudhunya melainkan ritualnya.
Menurut orang-orang non-muslim, rambut itu bukanlah aurat karena tidak mungkin bisa menarik laki-laki untuk berbuat macam-macam.
Yakin? Saya laki-laki lho. Melihat rambut perempuan yang mulus dan indah benar-benar dapat membuat pria penasaran dan mendekati si perempuan, minimal untuk membelai rambutnya.
Setelah itu?…
Eh, btw Anandastoon nggak kayak gitu lho…
Perempuan yang sudah haid atau puber, sudah wajib memakai hijab. Entah yang botak atau sudah tua, tetap hukumnya wajib. Artinya Islam tegas dong tidak ada standar ganda?
Allah dan Nabi Muhammad saw., hanya sekadar tulisan dan tidak ada portrait/lukisan fisiknya karena dua sebab.
1. Sekalipun ada, tidak akan pernah akurat. Bisa jadi yang terlukis adalah orang lain atau bahkan mungkin aktor Hollywood yang di-mirip-kan? 🤷🏻♂️
2. Kami, muslim, sangat tidak ingin jika foto keagungan tersebut nanti dijadikan meme di internet oleh orang-orang tak bertanggung jawab. 😅😤
Wallahu A’lam Bishshawaab