Terberat Bagi ProgrammerSetelah saya tuliskan tentang 5 salah kaprah masyarakat tentang programmer, saya terlintas mengenai apa yang sebenarnya jadi salah satu perhatian utama bagi para programmer.

Mungkin kebanyakan orang akan berasumsi, programmer kerja ‘hanya’ mengoding kemudian sudah. Meski memang mengoding itu memiliki sangat banyak hal yang harus dipertimbangkan.

Lalu salah satu hal yang terberat bagi programmer di sini apa?

Apakah karena harus tahan banting dengan anggapan orang-orang kalau programmer itu nerd atau culun? Bukan. Dan stereotipe tersebut sepertinya semakin memudar.

Apakah karena harus memahami algoritma-algoritma rumit dan menerjemahkan ke dalam bahasa-bahasa pemrograman yang behaviornya berbeda-beda? Benar sih, tapi bukan itu juga.

Lalu apakah salah satu hal terberat bagi programmer yang saya maksud di sini?

Hal terberat tersebut adalah memikirkan orang lain. Berbuat baik kepada orang lain adalah salah satu tantangan paling sulit yang harus di-master-i oleh setiap programmer.

Berbuat baik maksudnya bagaimana? Apakah programmer itu harus mengantar orang tua menyebrang jalan? Apakah programmer itu harus bagi-bagi permen kepada anak kecil?

Kalau berbuat baik seperti itu, jangankan programmer, setiap orang pastinya bisa.

Programmer harus berbuat baik kepada tiga hal:

1. Berbuat baik kepada pengguna.

2. Berbuat baik kepada sesama programmer.

3. Berbuat baik kepada teknologi.


Berbuat baik kepada pengguna

Di dalam dunia programing, ada istilah User Experience (UX). Ilmu UX ini lahir karena kepedulian para programmer ahli kepada para pengguna mereka.

Di antara para pengguna produk IT ada orang-orang yang gaptek, atau orang-orang tua yang baru kenal teknologi. Jadi tantangan mereka adalah menyediakan produk IT, entah itu hardware, software (aplikasi), website, atau game yang ramah segala usia.

Kata kuncinya di sini adalah “memudahkan”.

Para programer sejati bukan hanya menyediakan fitur yang memudahkan, namun juga mereka memiliki kepedulian lebih untuk menyediakan shortcutnya.

Misalnya, dalam MS. Word, untuk menebalkan tulisan bukan hanya bisa lewat mengklik ikon “B” saja, melainkan ada shortcut dengan menekan tombol keyboard “CTRL + B”.

Sebegitu pedulinya para programer sejati kepada para penggunanya, sehingga sampai mereka sediakan banyak jalan pintas untuk mengakses sebuah fitur.

Sedangkan programer amatir, jangankan terpikirkan untuk membuat shortcuts, mereka mungkin menyediakan fitur dengan lokasi yang membingungkan dan kemudian berceloteh, “Kan bisa tinggal begitu doang.”, “Alah manja banget sih, masih mending dibuatin fiturnya.”

Kemudian programmer sejati juga tidak akan membiarkan penggunanya stuck. Misalnya saat kita lupa password email, langsung terlihat oleh kita link “lupa password” tepat di bawah input passwordnya. Bukan hanya itu, pengembang aplikasi juga menyediakan pilihan alternatif login.

Saya pernah menemukan aplikasi yang tidak memiliki alternatif login selain dari lewat kode OTP. Pada akhirnya di saat yang sedang darurat, tiba-tiba aplikasinya tidak mengirimkan kode OTP sama sekali dan tidak ada pilihan login lain setelah itu.

Beberapa programmer amatir mungkin mereka berbangga saat dapat mengimplementasi kode OTP. Namun mereka tidak memiliki kepedulian lebih jika suatu saat sistem mereka gagal mengirimkan OTP.


Berbuat baik kepada sesama programmer

Seorang programmer pernah memamerkan aplikasi terbaiknya kepada rekan saya. Kemudian saat rekan saya ingin melihat kode sumbernya, ia tidak bisa memahami sedikit pun dari kode aplikasi tersebut.

Jika seorang programmer merasa angkuh dengan kemampuan ITnya, ketahuilah bahwa dia masih amatir.

Saya pernah sampai jenuh dengan programmer yang menyombongkan bahwa dia paham istilah ini dan itu. Bahkan sampai merendahkan sesama programmer lain yang tidak memakai metode yang sama dengannya.

Padahal dia masih terlalu bergantung kepada framework dan tools, Minim pemahamannya tentang konsep, serta sumber kodenya yang masih berantakan.

Sekarang bagaimana ia dapat bekerja dalam tim di sebuah perusahaan jika tim yang lain merasa kesulitan meneruskan kodenya?

Bisa jadi suatu hari seorang programmer mengambil cuti dan tiba-tiba aplikasi secara urgent/darurat perlu perbaikan. Sedangkan yang memahami kodenya hanya ia seorang.

Penulisan variabel dan fungsi masih kekanak-kanakan, tidak ada komentar sama sekali, indentasi dan pemformatan masih semaunya, bagaimana programmer seperti itu dapat menjadi seorang programmer sejati?

Bahkan programmer yang berantakan akan merasa kesulitan sendiri meneruskan kodingannya di suatu hari nanti.


Berbuat baik kepada teknologi

Poin yang terakhir ini mirip dengan sebuah artikel yang saya pernah tulis sebelumnya. Programmer juga harus berbuat baik kepada teknologi lewat produk yang sedang ia bangun.

Bagaimana programmer berbuat kepada teknologi? Sekarang pernahkah kalian menggunakan sebuah aplikasi yang membuat ponsel kalian lamban dan cepat panas?

Aplikasi seperti itu tentu dapat mempersingkat masa baterai, menyebabkan baterai cepat habis dan sering diisi daya.

Inilah tantangannya, programmer bukan harus sekedar menyelesaikan aplikasi, namun juga memperhatikan optimasinya.

Programmer sejati akan sering-sering melakukan benchmark dari kualitas aplikasinya. Misalnya, ia akan menyisipkan ribuan data acak dan melihat apakah aplikasinya akan memakan banyak sumber daya.

Namun programmer ahli tidak akan melakukan optimasi prematur. Maksudnya, ia tidak mempermasalahkan metode apa yang ia pakai selama itu baik-baik saja. Kecuali jika mulai ada masalah saat ada data yang lebih banyak, baru ia memikirkan metode yang lebih baik.

Begitu juga dengan para pengguna yang memiliki perangkat (PC/Laptop/Tablet/Ponsel) yang berspesifikasi rendah. Programmer ahli bahkan ada yang sampai memberikan perlakuan spesial untuk hal itu dengan beberapa pengaturan tambahan yang ramah device low spec.

Bahkan lebih dahsyat lagi, ada organisasi yang dapat menganalisa apakah sebuah produk IT ramah lingkungan atau tidak. Saya pernah menemukan website yang menganalisa kadar emisi karbon dari sebuah situs web.

Websitenya adalah websitecarbon.com. Analisa emisinya dihitung dari optimasi resource di website yang dianalisa seperti gambar, kodingan website, hingga font yang digunakan. Semakin tidak optimal resource website tersebut, semakin buruk emisi karbon yang server keluarkan lewat daya listrik yang terpakai oleh server.

Berikut adalah hasil emisi karbon dari website Anandastoon ini.

Terberat Bagi Programmer

Jadi, jangankan programmer, setiap pekerjaan pun memiliki tuntutan agar pekerja atau pegiatnya selalu berbuat baik, bukan cuma sekedar ahli.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Memahami Prinsip Dasar AI (Artificial Intelligence)

    Berikutnya
    5 Manfaat Mempelajari Bahasa Assembly


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas