Tidak, ini hanya kerjaan saya ketika saya bosan. Mungkin boleh dikatakan saya adalah penggemar moda transportasi umum, terutama transportasi masal seperti BRT/Busway, MRT, LRT, Tram, Monorail, dan lain sebagainya jika memang masih ada lagi. Sejujurnya saya adalah orang Betawi, namun ibu saya asli Majalengka, sehingga saya paham betul daerah di Majalengka.
Saya hanya berandai-andai jika suatu saat ada planning better urban transport di sana. Mungkin hal ini juga dapat membantu kalian yang memiliki jurusan transportasi atau sipil sebagai bahan analisa. Saya sendiri adalah mahasiswa Akuntansi yang menekuni bidang IT btw… ini hanya ‘iseng’.
Siapa yang tahu jika nanti Majalengka akan semacet Jakarta? Banyaknya kendaraan pribadi bahkan untuk kawasan non industri saja sudah cukup membuat macet meski tidak separah di ibukota. Kalian tahu paradigma bangsa ini jika tidak dapat mengendarai kendaraan pribadi itu tidak keren.
Akibatnya, banyak anak-anak di bawah umur yang sudah ahli menggunakan kendaraan bermotor tanpa kenal bagaimana aturannya. Akhirnya hal ini menumbuhkan rasa gengsi yang amat besar jika mereka menggunakan jasa angkutan umum yang diperparah dengan sedikit kepedulian pemerintah akan moda-moda transportasi tersebut.
Apalagi mengingat Majalengka mempunyai bandara internasional di Kertajati. Mungkin kedepannya akan memiliki peradaban wilayah yang lebih maju.
Ini, saya buat planning untuk better urban transport in Majalengka yang berpusat di Rajagaluh. Entah itu memakai BRT/Busway, MRT, LRT, Tram, Monorail, dan lain sebagainya jika memang masih ada lagi, yang penting waktu saya ‘terbunuh’ untuk membuat ini.
Saya tidak tahu ini nanti akan bernama apa, entah TransRajagaluh atau apa, terserah. Intinya ini memiliki 3 line/koridor yang menghubungkan kawasan-kawasan penting di Majalengka.
Kalian mungkin menyadari bahwa jika dilihat secara lebih lanjut untuk penempatan stopnya (maksud stop di sini adalah halte atau stasiun), terlihat sangat tidak beraturan. Line 1, contohnya, dari Palabuan ke Sukahaji itu sangat dekat, namun dari Sukahaji ke Tenjo Layar itu Masya Allah jauhnya.
Hal ini terjadi bukan karena main-main. Karena menjadi dilema sendiri bagi saya untuk menentukan dilokasikan di mana stopnya. Tujuan transportasi masal adalah untuk mempermudah para penumpang dalam merasakan angkutan umum yang lebih baik, makanya stop harus ditempatkan di area yang sangat strategis.
Bahasa kasarnya, jika stop ditempatkan di tengah sawah, siapa yang mau naik? Setan? Hehe…
Dilema lagi, jika ada 2 kawasan strategis berdekatan, saya bingung apakah ingin ditaruh 2 stop atau cukup 1 stop di tengah-tengah. Dengan catatan 2 kawasan strategis tersebut seperti pasar, sekolahan, rumah sakit, tempat wisata, dst. masih kurang dari jarak 300 meter. Jika ditaruh 2 stop, maka bisa jadi adanya pemborosan dana anggaran, jika hanya 1 stop, maka orang-orang akan malas berjalan kaki. Aduh, kan nggak lucu ada stop tutup gegara nggak ada penumpangnya.
Yang terpenting, setiap stop harus ramah dengan pemukiman penduduk. Itulah memang tujuan awalnya.
So, enjoy this :