Wahana Wisata

oleh: anandastoon

Sarah, begitu kami memanggilnya. Dia adalah seseorang yang dikenal ceria di kalangan teman-temannya. Sebenarnya dia adalah anak yatim, dan kami benar-benar merasakan dalamnya kesedihan yang dialami olehnya. Sarah tidak memiliki saudara kandung sehingga dia seringkali kesepian karena ibunya bekerja menggantikan mendiang ayahnya sebagai pedagang sayur keliling.

Iba dengan kondisinya, kami memastikan agar dia tidak terlalu berlarut dalam kesedihannya. Kami mengajaknya kemanapun yang ia suka dan tidak jarang kami mentraktirnya makan. Untungnya, Sarah pandai beradaptasi, jadi kami tidak terlalu dibuat khawatir olehnya. Kami tahu dia juga sangat mencintai ibunya, karena itulah sekarang satu-satunya yang dia punya.

Suatu pagi, kami dikagetkan oleh sesuatu. Ibunya Sarah meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Berkabunglah kami di kediaman Sarah pada saat itu. Sarah kali ini benar-benar terguncang, kami pun jadi ikut menderita karena kesedihannya. Namun salah satu dari kami ingat, bahwa pemerintah telah membuka salah satu wahana wisata baru yang mungkin membuat sarah sedikit kehilangan bebannya.

Selama perjalanan Sarah tetap bersedih, sementara kami tidak patah semangat dalam membangkitkan kembali mentari yang telah terbenam di kalbunya. Tak berapa lama, tibalah kami di tempat wisata baru tersebut. Kami membayar tiket masuk dan juga membelikannya satu untuk Sarah serta menuntunnya masuk.

Tak disangka, tempat ini begitu menakjubkan. Terletak di lembah pegunungan, segala sesuatu tempat untuk bersantai pun tersedia. Tentu saja kami berterima kasih kepada pemerintah yang telah membuka tempat seindah ini. Salah satu dari kami langsung mengeluarkan kamera untuk mengabadikan momen spesial ini, terkhusus untuk Sarah.

Kami mulai melihat rona wajahnya yang mulai bersinar. Dia berlarian menuju tempat yang menurutnya cantik dan meminta difoto oleh kami, tentu saja kami menurut. Senang rasanya melihatnya kembali ceria.

Sarah berlari-lari kecil menuju sebuah pohon yang unik, dan kami foto. Kemudian dia kembali berlari-lari kecil menuju sebuah padang yang luas, dan kami foto. Kemudian dia kembali berlari-lari kecil menuju sebuah kebun bunga yang berwarna-warni, dan kami foto. Kemudian dia kembali berlari-lari kecil menuju sebuah jembatan sungai yang sangat memesona, dan kami foto. Kemudian dia… melompat.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
πŸ€— Selesai! πŸ€—
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Urban Dilemma #5: Mudik

    Berikutnya
    Urban Dilemma #7: Ditinggal Ayah


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. πŸ˜‰

    Kembali
    Ke Atas