Semakin Terpuruk

What? Ada apa dengan judul postingannya? Apakah Anandastoon mencoba untuk menjerumuskan para pembaca dengan mengajari yang tidak-tidak?

Ehm, begini. Sebenarnya meski tujuan saya menulis ini adalah benar adanya untuk membuat seseorang (khususnya yang kita benci whuahahahah) menjadi semakin terpuruk, tapi saya usahakan dengan cara yang baik lho ya…

Tapi bagaimana bisa menggunakan cara yang baik untuk melakukan sesuatu yang buruk? Memangnya sejak kapan menjerumuskan orang menjadi lebih menderita adalah suatu hal yang baik?

Baiklah, saya hanya ingin membuat postingan ini pendek namun bermakna. Silakan disimak tips ‘jahat’nya…

Tapi ingat, pastikan diri kalian menjadi orang baik-baik dahulu sebelum menjalankan tips ini karena dikhawatirkan tipsnya justru akan menjadi senjata makan tuan.


  • Hal yang lumrah dilakukan

Biasanya, banyak orang termasuk saya sendiri pasti memiliki beberapa pengganggu. Dan biasanya, para pengganggu kebanyakan adalah mereka yang tidak senang kepada kita, atau lebih tepatnya para pendengki yang tidak senang kita mendapatkan kenikmatan.

Para pengganggu itu memiliki slogan yang sudah bosan kita cerna, yakni, “Senang melihat orang susah dan susah melihat orang lain senang.”

Orang-orang seperti itu baiknya memang diberi pelajaran secara tidak langsung. Pelajaran tersebut seperti yang kita sudah pahami adalah dengan cara menunjukkan kepada para pengganggu itu kalau kita ternyata lebih baik.

Contohnya, ada orang yang dibuli karena ia miskin. Namun saat roda takdir berputar dan ia menjadi orang kaya, maka para pembuli yang memang sudah tidak senang dengan dia akan kejang-kejang.

Atau contoh lain, ada pebisnis yang dibenci para pendengki karena ia sukses. Saat bisnisnya bertambah maju, para pendengki itu justru semakin tidak bisa mendapatkan tidur nyenyak.

Namun itu adalah hal yang lazim. Tapi bagaimana jika yang kita lakukan adalah sebaliknya? Saya ternyata baru saja menangkap hal lain pada malam kemarin sebelum ditulisnya postingan ini.


  • Latar belakang yang mensponsori

Jadi tadinya saya melihat sebuah postingan tentang sebuah negara maju dan negara berkembang. Sebut saja negara A adalah negara maju dan negara B adalah negara berkembang.

Saya melihat dalam sebuah berita si negara B begitu bangga saat dapat mengalahkan A dalam suatu cabang olahraga yang memang bukan olahraga favorit di negara A. Bahkan suporter olahraga di negara B menjadi begitu pongah hanya karena hal ini.

Lalu apa yang dilakukan negara A saat menerima kekalahan itu? Banyak warganya yang menyemangati si atlet dan melangkah maju di bidang lain.

Di satu sisi, negara A baru saja meresmikan lintas kereta baru, menambah jumlah tempat rekreasi, dan mengejutkan warganya dengan sejumlah kemajuan yang dapat mempermudah dan membahagiakan warganya.

Sedangkan yang dilakukan negara B hanyalah selalu mencari-cari hal bergengsi untuk menutupi progresnya yang begitu lamban.

Pada akhirnya sudah dapat kita tebak, negara A menjadi semakin melesat maju dan negara B hanyalah berjalan santai.


  • Sisi lain

Dari sana saya terbetik suatu hal yang mungkin tidak saya kira sebelumnya.

Jika tadi seperti yang telah kita pahami bahwa pemberian pelajaran terbaik kepada para pengganggu adalah dengan cara menunjukkan kelebihan kita, ternyata masih ada cara lain yang tidak kalah ‘kejam’. Apa itu?

“Tetaplah tunjukkan kelemahan kita kepada para pendengki.”

Agak kontradiktif atau mungkin sangat bertentangan. Menunjukkan kelemahan kita kepada para pendengki akan membuat mereka semakin membuli kita, lalu mengapa saya sarankan hal yang seperti ini? Di mana letak ‘kejam’nya?

Jangan khawatir, studi kasusnya sudah ada pada kedua negara di beberapa paragraf barusan. Saya rasa ada benarnya juga kita tidak perlu terlalu fokus kepada para pendengki.

Maksudnya, biarlah para pendengki berpuas-puas berbangga dengan kekurangan kita. Jangan terlalu mencari-cari kelebihan kita untuk dipamerkan kepada para pendengki, karena hal itu hanya membuang waktu dan terlalu memaksakan diri, sedangkan para pendengki bisa jadi akan menjadi lebih parah membuli kita.

Jika memang sedari awal kita sudah sadari para pengganggu itu kecil kemungkinannya akan menjadi teman, lebih baik tidak perlu dilayani. Bahkan kalau perlu kita ‘senang’kan mereka dengan menaburinya dengan kekurangan kita.


  • Selalu ada sebab akibat

Para pendengki ada karena suatu alasan. Kemungkinan besar mereka tidak senang kepada kita karena mereka belum mampu untuk seberuntung kita.

Padahal, keberuntungan kita sebagian besar diperoleh dengan cara kerja keras dan berbagai macam penderitaan. Sayangnya, para pendengki belum sanggup untuk berpikir ke arah sana dan lebih memilih jalan pintas untuk menghibur mereka sendiri, yakni dengan membuli kita.

Justru dengan terus-menerus memperlihatkan kekurangan kita kepada para pembuli, mereka akan terus terlena dengan kedengkiannya itu tanpa bisa berbuat banyak untuk diri mereka sendiri, mereka akan terus menjadikan kita contoh yang lebih buruk dari mereka.

Para pembuli itu akan terlena dengan kata-kata seperti, “Ah biarin, itu aja ngaku-ngaku manajer tapi mobilnya butut. Mobil gue aja jauh lebih mewah bro dari pada doi hahahah!”

Atau kalimat lain yang seperti itu. Jangan khawatir, biarkan saja. Mungkin si manajer yang bermobil butut itu ternyata sedang mengumpulkan tabungan untuk membeli rumah sendiri atau membeli kantor yang lebih baik yang mana para pendengki itu tidak tahu.

Pada akhirnya, saat si manajer berhasil mendapatkan kehidupan yang berkali-kali lipat lebih baik, ia akan semakin disegani dengan orang-orang positif di sekitarnya. Ada pun para pendengki, mereka akan jauh lebih terpukul saat mendengarnya dari orang lain tentang keberhasilan si manajer tersebut.

Jadi, tetap tenang dan kita tidak perlu terlalu bersusah payah untuk mencari-cari kelebihan kita kepada para pembuli karena mereka bukan audiens untuk itu.

Biarlah para pembuli itu mengonsumsi yang lemah dari kita karena itu dapat menghambat mereka untuk melangkah maju. Dan akibatnya, pembuli akhirnya menjadi semakin terpuruk saat mendengar kabar keberhasilan kita dari orang lain di suatu saat.

Cara ini agak kejam bukan? Tapi demi happy ending seharusnya tidak ada yang dirugikan. ๐Ÿ˜‰

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke Twitter
๐Ÿค— Selesai! ๐Ÿค—
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. ๐Ÿ’—

Nilai

Polling

Sugesti

Permainan


  • Sebelumnya
    7 Tantangan Agar Hidup Menjadi Lebih Berguna

    Berikutnya
    Apakah Krisis Kepercayaan Terjadi Di Tengah Kita?


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. ๐Ÿ˜‰

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. ๐Ÿ˜Š


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. ๐Ÿ˜‰

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. ๐Ÿ˜‰

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. ๐Ÿค—

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. ๐Ÿค—

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll ๐Ÿ‘‡

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. ๐Ÿ”ฎ

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? ๐Ÿ˜ฑ Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.