Semua komentar ini, semua komentar itu. Bully sana, bully sini. Seakan semua prahara yang mengudara di atas atmosfer masyarakat kita tidak pernah selesai bahkan dari semenjak penjajah meninggalkan negara ini, atau lebih dari 70 tahun, ditanya. Jangankan untuk masalah-masalah sosial, masalah pribadi pun banyak yang awet bertengger di atas kepala masing-masing kita.
Mau sampai kapan? Kita sepertinya tidak pernah belajar.
Mau sampai kapan? Kita sepertinya sangat sulit mendengarkan.
Wajar, kebanyakan kita hanya melihat segala sesuatu dari satu sisi dan dari yang tampak saja. Sehingga, tidak heran masalah yang dari satu dekade lalu banyak yang masih bertahan hingga kini, ditambah masalah-masalah baru yang terus bermunculan sebelum masalah sekarang terselesaikan.
Apa kita masih belum memiliki manajemen untuk menangani berbagai permasalahan?
Maka dari itu, saya membagi tipe-tipe orang berdasarkan bagaimana mereka dalam memecahkan suatu masalah,
Ya, yang seperti kebanyakan kita sekarang ini. Fokus mengomentari masalah yang ada, bahkan tidak jarang dengan bahasa yang jauh dari kata etis. Misal, ada murid yang memenjarakan gurunya, maka dengan sangat mudah kita bisa menebak yang dibahas atau dikomentari oleh kebanyakan kita adalah memaki bahkan menyumpahserapahi sang murid dengan tidak sedikit yang membully sang murid.
Begitu pula ketika ada berita seputar korupsi di negara ini, sudah dapat dipastikan yang seringnya dilakukan kita adalah melulu melaknat para koruptor, menggunjingnya dengan bahasa-bahasa kotor, seakan lupa bahwa mereka itu berasal dari kita-kita juga sebelum dipilih oleh kita sendiri.
Sedikit orang yang dapat mengomentari masalah namun dapat memberi tanggapan dengan sisi yang lain, minimal dengan emosi yang rendah. Menanggapi masalah dengan tenang dapat memberikan dampak positif bagi pembaca atau pendengar lainnya agar memahami masalah yang sedang dihadapi lebih jauh.
Seperti, jika ada berita mengenai hal-hal negatif tentang oknum-oknum pemerintahan yang menyeleweng, orang-orang bijak dapat berkomentar mengenai bagaimana seharusnya mereka dihukum, bagaimana aparat berwenang bertindak, dan bagaimana masyarakat berperilaku menghadapi mereka.
Mereka yang sudah dapat menemukan latar belakang masalah, dapat dikatakan sudah satu tingkat selanjutnya dari tingkat sebelumnya. Karena jika memang kita selalu mencabuti rumput, kemungkinan besar rumputnya akan tumbuh lagi beberapa hari kemudian, dengan tidak mengurangi jumlah rumput yang telah disingkirkan.
Orang-orang cerdas menguliti masalah hingga ke akar-akarnya, membuat masalah dapat dibahas dengan mudah. Jika mereka tidak dapat menemukan titik permasalahannya sekalipun, mereka dengan penasaran akan fokus mencari penyebab mengapa masalah ini dapat muncul ke permukaan sebelum mereka mengomentarinya. Kata tanya mengapa, mengapa, dan mengapa terus berkumandang dari sanubari mereka.
Ini yang masih sangat jarang ditemui, terutama dari kalangan masyarakat kita. Bahkan, negara-negara tetangga sudah mulai banyak bermunculan orang-orang yang benar-benar brilian dalam menghadapi masalah. Memang seperti apa karakteristik orang-orang brilian dalam mengatasi masalah-masalah, baik masalah mereka pribadi, maupun masalah umum?
Orang brilian secara mantap dapat memberikan solusi atas sebagian besar permasalahan yang ia temui. Jadi jika kita menemukan orang yang seperti itu, jadikan ia kawan, karena kita akan mendapatkan keuntungan besar dari manfaat yang ditimbulkan oleh orang brilian tersebut. Jumlah mereka sangat jarang, namun mereka diperlukan untuk menjaga harmoni dari setiap permasalahan yang ada.
Lagi, orang brilian bukan hanya dapat memecahkan masalah dengan baik, pencegahan pun dengan otomatis dia sajikan agar permasalahan-permasalahan serupa tidak lagi muncul di kemudian hari, atau setidaknya, meminimalisirnya.
Sekarang jika kembali kepada diri kita sendiri, secara jujur, termasuk kategori yang mana kah kita? Dapatkah kita melakukan survey pribadi lewat forum-forum, atau komentar-komentar atas berita kontradiktif, mengenai berapa banyak rasio orang-orang biasa, bijak, cerdas, dan brilian dalam menanggapi masalah?
Buatlah sampel beberapa orang kemudian cobalah untuk menyajikan datanya dalam bentuk grafik untuk pembelajaran diri sendiri maupun masyarakat ke depannya.