Harga Kebutuhan Naik

Sebelum saya menulis artikel ini, bahan bakar minyak mengalami kenaikan harga hingga dua kali di waktu yang sangat berdekatan. Dan pastinya, jika harga BBM naik, harga kebutuhan pokok pastinya ikut terseret juga.

Banyak sekali saya lihat orang-orang yang melakukan unjuk rasa. Hampir setiap hari saya dengar dari ruangan kantor, pengeras-pengeras suara aksi protes yang lewat di pinggir jalan.

Bahkan tidak sedikit saya saksikan banyak orang yang mengutarakan kalimat keluhan, “Harga kebutuhan naik tapi gaji masih segini-segini aja…”

Apakah saya sendiri terdampak dari naiknya kebutuhan pokok? Tentu saja. Lalu bagaimana saya menyikapi fenomena ini?

Saya akan membahasnya singkat dan manis.


Perbaikan paradigma

Saya sendiri agak kurang setuju dengan kalimat keluhan, “Harga kebutuhan naik tapi gaji masih segini-segini aja…”

Setiap orang pastinya menginginkan kenaikan gaji, siapa yang tidak suka? Namun sayangnya sedikit sekali orang yang peduli dengan proses kenaikan gaji tersebut.

Pernah saya bahas di tips bahagia sebelumnya, bahwa banyak sekali orang yang cinta harta, namun jarang orang yang cinta dengan jalan mencari hartanya.

Padahal, orang yang terus melakukan perbaikan proses pastinya akan mendapat hasil yang juga lebih baik.

Maka dari itu, untuk orang-orang yang mengeluh bahwa gaji mereka tidak kunjung naik, saya mempertanyakan apakah mereka sendiri sudah layak menerima kenaikan gaji?

Kita tentunya tidak ingin seperti sebagian pejabat pemerintah yang minim hasil kerja namun menerima gaji dan tunjangan yang sangat banyak.

Tetapi jika kita tidak kunjung melakukan perbaikan hasil kerja kita namun kerap berharap kenaikan gaji, itu menjadikan kita memiliki sifat yang sama dengan pejabat pemerintah yang sering kita tuduh makan gaji buta tersebut.

Memang bagaimana perbaikan kinerja dapat mengundang kenaikan gaji? Sebenarnya sederhana.

Karyawan yang produktif dan kinerjanya bagus, maka akan membuat perusahaannya semakin efisien atau bahkan semakin untung.

Perusahaan menyayangi karyawan yang produktif dan minim drama. Perusahaan akan sebisa mungkin mempertahankan karyawan yang berprestasi karena perusahaan menyadari di luar sana banyak perusahaan lain yang sedang memburu untuk membajak karyawan-karyawan berprestasi dari perusahaan lain.

Hal itu tentu saja membuat si karyawan yang berprestasi memiliki peluang lebih cepat untuk naik gaji atau jabatan.

Sekali pun perusahaan berbuat tidak adil kepada karyawannya yang berprestasi, maka karyawan berprestasi tersebut dapat dengan mudah mencari perusahaan lain yang lebih baik.

Karena itulah saya benar-benar skeptis dengan orang yang berharap kenaikan gaji namun ia tidak melakukan apa pun untuk memperbaiki proses kerjanya.


Manfaat, dan hanya manfaat

Kenaikan harga memang tidak dapat kita hindari. Bahkan negara maju seperti Jepang, Singapura, hingga negara-negara Eropa sekali pun merasakan inflasi-inflasi secara berkala. Namun jika saya perhatikan, sedikit sekali dari mereka yang berunjuk rasa hingga melakukan kericuhan.

Apa rahasianya? Mudah, rakyat di negara-negara maju selalu menebar manfaat.

Jika seseorang sudah sering menebar manfaat bagi sesama, ia akan menjadi lebih bijaksana dan kritis.

Misalnya saat pemerintah di negara maju ingin menaikkan harga kebutuhan pokok, rakyat negara maju juga ikut mempertimbangkan keputusan pemerintah. Jadi bukan hanya mendukung atau menolak tanpa sebab.

Masalahnya, rencana pemerintah untuk menaikkan harga suatu kebutuhan, tidak banyak masyarakat dari negara berkembang, yang mengetahui alokasi anggarannya. Padahal, pemerintah bisa saja membatalkan kenaikan harga dengan memangkas anggaran yang tidak perlu.

Atau contoh lain, saya sendiri meski sebagai penggemar angkutan umum, tetapi kurang menyetujui program pemerintah yang memaksakan para pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi umum.

Saya lebih menginginkan pemerintah membangun moda angkutan umum yang dapat diandalkan terlebih dahulu, memperbaiki jadwal dan infrastrukturnya, meluaskan jaringannya, menambahkan angkutan-angkutan pengumpan ke wilayah-wilayah pelosok sebelum memaksa warganya untuk memilih moda transportasi umum.

Dan pastinya kita ingat bahwa demokrasi itu adalah “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Artinya, pemerintah yang kita pilih dulunya adalah rakyat juga seperti kita, yang memiliki sifat hampir sama seperti kita.

Jika kinerja kita sendiri masih stagnan, tidak terpikirkan perbaikan-perbaikan, tidak mempedulikan masalah sosial sebelum terjadi, dan tidak melakukan hal-hal ekstra, bagaimana mungkin kita masih dapat berharap pemerintah yang mampu dan selalu memikirkan rakyatnya?


Konklusi

Ingat dulu ada humor begini, “Kalau salah potong rambut, menyesalnya sebulan.”

Begitu pun dengan memilih pemimpin. Apabila kita salah memilih pemimpin, maka risikonya kita harus menunggu hingga pemilihan berikutnya.

Lalu bagaimana agar tidak salah memilih pemimpin? Apakah ada tips?

Tentu, tipsnya adalah menjadi bermanfaat, dan senantiasa melakukan perbaikan. Itu sudah tips paling puncak.

Sekarang jika dari kalangan masyarakat kita hanya 5% saja yang kerap berimprovisasi dan melakukan hal ekstra yang dapat dinikmati setiap orang secara gratis, maka peluang untuk mendapatkan pemimpin yang bermanfaat dan senantiasa memperbaiki kinerjanya juga hanya 5%.

Inilah mengapa negara-negara maju minim koruptor. Persentase rakyat negara maju yang senang melakukan perbaikan dan menebar manfaat begitu tinggi hingga 80% atau bahkan lebih.

Rakyat-rakyat negara maju bahkan sudah tidak dapat lagi dikelabui oleh drama, apalagi dengan atribut-atribut agama. Jika suatu calon pemimpin mereka tidak memiliki kinerja dengan skala manfaat yang tinggi, bagi mereka itu adalah “X” besar.

Padahal bukankah agama sendiri yang mengajarkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat?

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. 💗

  • Sebelumnya
    Tips Lebih Bahagia 23: Mengerahkan Cinta

    Berikutnya
    5 Fakta UX yang Menangkal Mitos Tentangnya


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. 😊


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. 😉

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. 😉

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. 😉

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. 🤗

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. 🤗

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll 👇

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. 🔮

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? 😱 Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.