Saya tidak menyangkal bahwa banyak orang yang merasa hidup mereka membosankan. Mereka mengeluhkan agenda yang selalu stagnan alias begitu-begitu saja.
Malam itu, saya iseng mencari di Google mengapa beberapa orang menganggap hidup mereka membosankan. Tetapi sayang, kebanyakan yang saya temukan hanyalah jawaban-jawaban menghakimi.
Saat seseorang bertanya mengapa hidupnya membosankan, sebagian orang menghakimi bahwa orang tersebut kurang bersyukur dan menikmati hidup. Saya hanya mengernyitkan dahi membaca tuduhan-tuduhan itu.
Memang mungkin benar bahwa ada faktor ‘tidak bersyukur’ bagi orang-orang yang merasa bosan dengan hidup mereka. Tetapi saya hanya menghindari untuk langsung menghakimi orang lain.
Sekarang bagaimana jika saya katakan jika hidup kita memang perlu membosankan?
Yes, rasa bosan itu memang perlu dalam hidup setiap orang. Mungkin kalian mengeluhkan bahwa setiap hari kalian hanya melakukan yang itu-itu saja. Tetapi itu adalah sebuah ciri dari sebuah kehidupan yang ‘sehat’.
Lho, mengapa kita perlu kehidupan yang membosankan? Saya coba beberkan poin-poinnya.
Saat seseorang mengantuk, artinya ia perlu tidur. Atau jangankan manusia, mesin saja memiliki indikator khusus supaya kita perhatikan.
Contoh, saat ponsel kita hampir kehabisan daya baterai, ia akan ‘merengek’. Sebuah notifikasi “Baterai Lemah” akan muncul di layar ponsel kita.
Begitu pula dengan bosan. Saat kita merasa bosan dengan hidup kita, artinya kita perlu melakukan sesuatu sebagai bentuk ‘perlawanan’.
Misalnya, petugas layanan kebersihan merasa sangat bosan dan mengeluhkan pekerjaannya yang begitu-begitu saja. Setiap hari ‘hanya’ menyapu, mengepel lantai, membersihkan debu, mengatur posisi barang-barang, dan seterusnya. Membosankan.
Sebenarnya, otak telah memberikan ‘notifikasi’ kepada petugas kebersihan tersebut agar ia melakukan sesuatu dengan pekerjaannya. Seperti bagaimana?
Di negara maju yang mana masyarakatnya bukan hanya rajin, tetapi juga mencintai pekerjaannya, para pekerjanya telah pandai mengatasi rasa bosan mereka akan pekerjaan mereka.
Contohnya, di Jepang, ada petugas kebersihan yang setiap hari menantang dirinya sendiri agar dapat membersihkan sesuatu yang sulit. Semakin sulit sesuatu untuk ia bersihkan, semakin tertantang dia. Dan jika ia berhasil, maka rasa bangganya akan kian bertambah tergantung level kesulitannya.
Manusia pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu dan ingin berbuat lebih, itu alami. Rasa bosan itu merupakan bentuk perlawanan agar manusia senantiasa belajar dan memperbaiki diri mereka.
Ke depannya, saat kalian merasa bosan dengan pekerjaan kalian, cobalah untuk melakukan hal lebih atau ekstra dengan pekerjaan kalian. Itu bukan hanya membuat kalian semakin ahli dan berbahagia, teman-teman dan atasan kalian juga akan dapat merasakan manfaat dari pekerjaan kalian.
Jika kita melihat orang-orang sukses, siapa pun itu, dari mulai pebisnis, atlet, hingga seniman, mereka memiliki pola yang sama.
Orang-orang sukses tersebut, saat mereka masih di tahap berjuang, kisah hidup kebanyakan mereka pasti membosankan.
Kegiatan yang paling mendominasi kehidupan mereka hanyalah makan, tidur, dan berlatih. Mereka hampir tidak memiliki waktu untuk liburan, travelling, berbelanja, menonton film, apalagi nongkrong.
Dan itu mereka lakukan bertahun-tahun dengan sabar. Tekad mereka sekokoh baja, tak terpengaruh dengan kehidupan orang-orang seusianya yang penuh glamor di sosial media.
Tetapi di sinilah magisnya. Pepatah ‘tiada usaha yang mengkhianati hasil’ memang pada akhirnya menghampiri mereka dengan manis.
Maka dari itu, saat kalian merasa agenda kalian membosankan, tetaplah dengan agenda yang membosankan tersebut. Namun dengan syarat, seperti poin sebelumnya, kalian terus memperbaiki diri kalian setiap hari.
Pernahkah kalian membeli makanan atau minuman yang lezat? Pasti secara naluri kalian ingin membeli makanan atau minuman itu lagi dan lagi.
Tetapi apa jadinya jika kalian terus-menerus mengonsumsi makanan lezat tersebut? Kalian akan bosan. Bahkan kalian cenderung akan mencari menu lain setelah itu.
Sama seperti orang-orang yang terlalu sering liburan, pamer, dan bersenang-senang. Jika bukan sebab gengsi, mereka pasti sudah sangat lelah dengan itu.
Mungkin ada dari kita yang iri dengan pengulas hotel yang selalu dapat menginap di hotel secara gratis untuk ia berikan ulasan. Hidup mereka penuh glamor dan dikelilingi dengan kemewahan hotel.
Tetapi mereka pun pada akhirnya bosan dan stress. Kita tidak memahami stres mereka karena kita tidak menjadi mereka.
Bayangkan jika dalam seminggu, pengulas hotel tersebut mendapatkan puluhan jadwal yang ia harus atur seketat mungkin. Ia dipaksa untuk menginap di hotel yang membuat waktu berkualitas bersama keluarga atau teman-temannya terabaikan.
Berbeda dengan kita yang setiap hari stres dengan pekerjaan kita yang menurut kita ‘berkeringat’, kemudian suatu hari kita memesan hotel untuk menginap. Sensasinya pasti akan sangat jauh berbeda daripada mereka yang sudah sering menginap di hotel.
Begitu juga dengan hiburan, orang-orang yang waktunya hanya mereka habiskan di depan layar jejaring sosial, mereka akan dengan cepat kehabisan ‘stok’ hiburan yang dapat mereka nikmati.
Apalagi hari ini hampir seluruh konten atau karya yang bertebaran cepat sekali membuat orang bosan. Saya pernah membahas mengapa banyak karya hari ini yang membosankan di artikel ini.
Lagi, manusia pada dasarnya selalu ingin pembaruan. Maka dari itu tidak heran jika orang-orang luar sana kerap bertanya “What’s new?” sebagai pengganti dari what’s up dan how are you.
Kita berbahagia jika ada sesuatu yang baru dapat kita konsumsi dari orang-orang favorit kita.
Saat orang-orang favorit kita tidak lagi memiliki sesuatu yang baru, atau hanya mengulang-ulang, di sanalah kita mulai merasa bosan dan jemu.
Rasa bosan akan menurunkan suasana hati, yang mana akan berimbas kepada kualitas pekerjaan kita sehari-hari.
Artinya, kita harus mencari partner atau seseorang yang dapat membangkitkan kembali semangat kita.
Tidak perlu partner dalam ‘bentuk’ manusia. Bahkan beberapa karya seniman berkualitas dapat menjadi partner motivasi dan inspirasi kita. Saya salah satunya, memiliki stok inspirasi dari musik yang saya dengarkan, meski itu musik game.
Saat kalian bosan, stuck, apalagi saat kalian tidak lagi menemukan sesuatu yang dapat menghilangkan rasa bosan kalian, maka itu adalah titik di mana kalian mulai mengeluh.
Keluhan kalian dapat bermacam-macam karena bosan. Entah kalian ingin mendapatkan ini dan mendapatkan itu, namun apa daya Doraemon hanyalah fantasi.
Satu-satunya yang dapat mengabulkan impian adalah Tuhan kalian. Mengapa kalian tidak segera bersungkur, bersujud, memohon sepuasnya kepada Sang Pencipta kalian?
Seorang muslim seharusnya menjadi lebih giat shalat (terutama yang sunnah) dan memperbanyak doa saat mereka sedang bosan.
Ketika seorang manusia merasakan kenikmatan berdoa kepada Tuhannya, keimanannya mungkin akan naik satu tingkat daripada sebelumnya.
InsyaAllah setelah itu kita mungkin akan mendapatkan ketenangan bahkan hingga inspirasi sebab pikiran yang tenang membuka ruang kepada beragam inspirasi untuk masuk.
Jadi, saat hidup kalian mulai terasa membosankan, ini adalah sinyal alami dari tubuh kalian yang memberi isyarat kemudi agar kalian tetap di jalan yang benar.
Dalam arti, senantiasa memperbaiki diri, dan berempati kepada orang lain yang mungkin juga sedang bosan, serta memberi banyak manfaat kepada mereka.
Bukankah menyenangkan saat kita merasakan manfaat dari orang lain? Maka dari itu, mulailah kita menjadi manfaat yang akan orang lain rasakan juga.