Sebuah kerajaan, seperti di film-film fantasi, memiliki istana, dayang-dayang, dan para rakyat yang dapat menuruti perintah.
Seorang raja, memiliki singgasana dan kekayaan yang tiada tara, seakan-akan ia memperoleh dunia dan seisinya.
Tapi bukan itu yang ingin saya bahas.
Kerajaan (atau Kingdom) yang ingin saya bahas kali ini sebagai cara untuk meraih kebahagiaan bukanlah ambisi untuk meraih kekuasaan atau politik. Bukan sama sekali.
Sekarang pikirkan seorang pengusaha yang membangun wahana bermain, yang mana wahana permainan itu dinamai dengan nama si pengusaha.
Atau seorang yang pengembang (developer) yang membangun banyak perumahan, kemudian itu juga dinamai dengan nama si pengembang.
“Welcome to Anandastoon Land” misalnya.
Tetapi saya yakin kebanyakan kita termasuk saya sendiri belum mampu untuk membangun itu semua bukan? Sekarang mari saya lebih sederhanakan lagi prinsip membangun kerajaan itu sendiri.
Membangun kerajaan di sini dapat berarti membangun ‘wilayah kekuasaan’ kita sendiri, yakni di mana kita memiliki kuasa penuh akannya.
Langsung saja saya berikan satu contoh, yaitu akun jejaring sosial kita.
Jika kita memiliki akun Instagram, maka di akun Instagram itulah kita memiliki kuasa.
Namun sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari jika akun jejaring sosialnya adalah aset baginya. Padahal ia bisa membangun kerajaan sendiri dari akun tersebut.
Di antara syarat-syarat terbentuknya sebuah kerajaan adalah kita memiliki pemerintahan, wilayah, dan rakyat.
Rakyat yang saya maksud di sini adalah pengikut/follower akun jejaring sosial kita. Pastinya istilah follower itu dibuat untuk suatu maksud tertentu bukan?
Kemudian di sini yang paling esensial atau yang terpenting, produk pemerintahan, yakni konten kita. Kita dapat membuat simulasi kebijakan-kebijakan lewat konten sendiri.
Kebahagiaan seorang raja sebenarnya hanya satu, disegani rakyatnya. Apalagi jika rakyatnya terus bertambah jumlahnya.
Tetapi rakyat pastinya tidak akan suka jika seorang raja hanya membuat konten untuk dirinya saja.
Dalam hal ini bukan kita tidak diperbolehkan memosting kehidupan kita pribadi seperti selfie atau memamerkan sesuatu. Yang disayangkan adalah jika kita tidak pernah memosting sesuatu untuk pengikut kita.
Padahal, memiliki pengikut yang menyegani kita adalah sebuah kebahagiaan yang mungkin tidak dapat kita samakan dengan kebahagiaan lain.
Namun nyatanya, jangankan memosting sesuatu untuk para follower, wilayahnya sendiri saja ternyata masih banyak orang yang tidak memedulikannya. Banyak akun jejaring sosial yang memiliki password yang rentan ditebak, apalagi pemiliknya menyembarangi passwordnya sendiri.
Sudah berapa kali saya mendapatkan keluhan dari pemilik-pemilik akun media sosial yang bukan hanya mereka lupa password jejaring sosialnya, mereka juga lupa password email yang harusnya menjadi tempat terkirimnya reset password akun mereka.
Mengapa orang-orang seperti itu harus repot-repot membuat akun jejaring sosial lagi?
Masih banyak dari kita yang tidak mengetahui bahwa salah satu kebahagiaan memiliki pengikut setia adalah dapat menjadi ‘pelarian’ saat kita sedang terkena masalah, atau bahkan ‘mood booster‘ saat kita sedang membutuhkan motivasi.
Saat kita memiliki kemampuan, entah kemampuan fotografi, humor, desain, memasak, memahat, hingga ilmu-ilmu eksak, kita dapat melampiaskan kemampuan itu dan mengolahnya menjadi konten yang dapat dinikmati oleh para pengikut setia kita.
Kemudian kita menemukan sebuah notifikasi muncul, ada seseorang yang mengomentari konten kita. Apalagi jika komentarnya berupa pujian. Bukankah itu membahagiakan?
Seorang raja yang baik akan memanfaatkan pujian tersebut untuk memperbaiki dan memperluas kerajaannya, agar mendapatkan lebih banyak pengikut.
Simulasi menjadi raja akan benar-benar terlaksana saat kita mulai memikirkan pengikut-pengikut alias rakyat kita sendiri, berusaha untuk kerap menyenangkan hati mereka dan tidak berusaha untuk mengecewakan sebagian besarnya.
Kita sadar bahwa kita tidak dapat membahagiakan semua orang, namun yang kita perlu lakukan hanyalah membuat konten kita lebih baik lagi agar para pengikut kita menjadi jauh lebih dekat dengan kita.
Pengikut yang sudah banyak dan setia, tidak menutup kemungkinan salah satu dari mereka akan menjadi sahabat kita, atau bahkan rekan bisnis kita. Dengan catatan kita dapat belajar untuk menilai mana orang yang mendekati kita dengan tulus atau hanya ingin memanfaatkan diri kita.
Sekarang lihatlah artis-artis ternama yang mereka sudah memiliki banyak penggemar (fans), banyak dari para penggemarnya yang setia menunggu karya terbaru dari artis-artis tersebut.
Artis-artis itu pun dulunya juga membangun kerajaan mereka mulai dari wilayah yang paling kecil. Bedanya, para artis dan seniman tersebut menghargai wilayah mereka dan terus konsisten untuk menjaring pengikut lewat konten mereka yang berkualitas.
Bahkan sang artis sudah menjadi bak raja sungguhan dengan menyediakan acara atau event ekstra yang dapat membahagiakan para penggemarnya (fan service). Di antara acara-acara ekstra tersebut adalah giveaway, jumpa fans, hingga acara amal.
Dengan selalu memikirkan pengikut kita, peluang kita untuk stress karena masalah pribadi akan berkurang karena waktu kita lebih kita manfaatkan untuk membuat orang lain berbahagia.
Jika kita sudah ahli membahagiakan orang lain, masalah-masalah pribadi kita akan lebih cepat selesai sebab kita sudah dapat lebih bijaksana dengan sendirinya.
Seorang pengusaha yang selalu berusaha berinovasi untuk membahagiakan pelanggannya, bukan hanya para pelanggan akan terus menggunakan jasa atau membeli barangnya, mereka juga akan membawa pelanggan baru dengan merekomendasikan produk si pengusaha.
Ingat, pelanggan adalah customer karena mereka merupakan penikmat jasa.
Rakyat pun customer karena mereka juga merupakan penikmat jasa. Jasa siapa yang dinikmati oleh rakyat? Jasa pemerintah pastinya.
Apalagi para customer hingga mengeluarkan sejumlah uang untuk menikmati sebuah jasa. Rakyat hingga ‘dipaksa’ untuk membayar pajak untuk menggunakan jasa pemerintah. Maka merupakan hal yang sangat nista jika pengeluaran tersebut tidak sebanding dengan jasa yang dinikmati.
Para konten kreator atau pengusaha yang sudah terbiasa membahagiakan para pengikut atau pelanggan mereka, saat mereka terpilih menjadi pemerintah pun sifat itu akan terus terbawa saat mereka mulai memerintah rakyat sungguhan.
A la bisa, karena sudah terbiasa.
Dan pastinya, situs Anandastoon ini merupakan kerajaan sendiri bagi saya. Tetap berikan saran dan masukan ya, karena saya pastinya akan sangat berbahagia mendengarkan komplain-komplain yang membangun. 😉