Seribu Dolar

Tips Lebih Bahagia Ala Anandastoon #25

Satu vs Seribu Dolar

Setiap orang pasti lebih memilih sesuatu yang lebih berharga.

Singkatnya dan tanpa syarat apa pun, kita pasti lebih memilih satu juta rupiah daripada hanya seribu rupiah. Itu sudah jelas.

Tetapi anehnya, saat beberapa orang diminta untuk memilih aksi satu juta rupiah dengan aksi seribu rupiah, kebanyakan mereka masih memilih untuk melakukan aksi seribu rupiah.

Sebab aksi serbu rupiah pastinya jauh lebih ringan dan mudah daripada aksi sejuta rupiah.

Yang dari sini, saya analogikan sebagai satu dan seribu dolar saja agar lebih global.

Setiap orang saya yakin telah mengetahui bahwa waktu adalah uang. Waktu adalah barang berharga yang tidak ternilai. Dan aksi satu dan seribu dolar ini lebih mengarah kepada prioritas itu sendiri.

Tidak, saya kali ini tidak akan membahas bagaimana cara kita untuk menghargai waktu, melainkan cara untuk membedakan mana prioritas satu dolar dan mana prioritas seribu dolar.

Contoh paling kecil, banyak dari kita yang masih mempermasalahkan dan bahkan hingga khawatir jika hari ini kita tidak mendapatkan potongan harga atau cashback.

Waktu kita dihabiskan hanya untuk mencari kupon dan diskon yang tersedia.

Atau misalnya banyak dari kita yang masih bingung apakah pagi ini kita akan membeli kopi favorit kita atau harus menyimpan uangnya untuk sesuatu yang lebih darurat nanti.

Padahal itu semua hanyalah aksi senilai satu dolar, memiliki prioritas yang begitu rendah.

Sekarang saatnya mengubah cara berpikir kita dengan bertanya, apakah jika kita tidak meminum kopi favorit akan mengakibatkan turunnya produktivitas kerja kita?

Jika iya, lebih baik untuk beli kopi favorit itu. Karena tentu saja produktivitas kerja adalah aksi seribu dolar.

Apabila produktivitas kerja kita sudah begitu istimewa, peluang kita untuk mendapatkan kenaikan gaji atau promosi jabatan akan lebih tinggi. Dan itu jauh lebih penting daripada hanya memusingkan ingin membeli kopi atau tidak.

Perbedaan aksi satu dengan seribu dolar adalah kualitas aksi tersebut, dan seberapa besar dampak yang akan dihasilkannya.

Banyak orang yang melewatkan aksi seribu dolar bukan hanya karena lebih rumit, namun juga karena mereka belum terpikirkan seberapa besar manfaat yang akan mereka raih dari aktivitas seribu dolar tersebut.

Contoh lain, banyak orang yang berambisi memburu penghasilan pasif yang nilainya jauh lebih rendah daripada penghasilan utama mereka hingga sedikit mengabaikan mata pencaharian utama mereka.

Bahkan tidak jarang seseorang hingga keluar dari pekerjaan utamanya demi memburu penghasilan pasif yang masih tidak dapat ia prediksikan.

Karyawan yang sudah mendapatkan gaji sepuluh juta rupiah itu jauh lebih baik daripada pengusaha amatir yang hanya mendapatkan omzet dalam nilai yang sama. Mengapa? Karena omzet pada dasarnya masih berupa penghasilan kotor, yang masih harus ia kurangi dengan beban dan biaya-biaya selama operasionalnya.

Belum lagi seorang pengusaha selalu dibayang-bayangi oleh para pesaingnya. Atau ada tuntutan dari pelanggan yang mungkin belum tentu dapat ia wujudkan.

Bukankah menjadi karyawan itu lebih baik daripada menjadi pengusaha yang belum memahami arena bisnis beserta risikonya?

Atau ada lagi aksi seribu dolar yang ringan namun selalu diabaikan oleh banyak orang. Contohnya adalah rutinitas berolahraga.

Kita tahu bahwa kesehatan itu sangat mahal. Kata kuncinya di sini adalah “mahal”. Orang yang sakit mungkin akan melewatkan kesempatannya mendapatkan banyak uang dan bahkan justru uangnya akan tergerus drastis untuk biaya pengobatannya.

Aksi seribu dolar masih sangat jarang disadari oleh kebanyakan orang, disebabkan aksi seribu dolar itu memerlukan pertimbangan yang mendalam.

“Kabar gembira”nya, karena orang yang menyadari perbedaan aksi satu dan seribu dolar masih sangat sedikit, peluang kita untuk melakukannya dan meraih hasilnya masih terbuka lebar.

Lalu bagaimana agar kita lebih peka terhadap aksi seribu dolar ini?

Pertama, saat kita diberikan dua pilihan, lebih saya sarankan agar memilih pilihan yang bersifat jangka panjang.

Kedua, tidak mengapa jika kita memusingkan aksi satu dolar selama tidak mengganggu aksi seribu dolarnya.

Terakhir, agar lebih sering menantang diri sendiri untuk memutuskan sesuatu lebih cepat. Mungkin awalnya kita sering jatuh kepada pilihan aksi satu dolar, namun seiring waktu, kita akan lebih cepat terasah untuk membedakan mana aksi satu dolar dan mana yang seribu dolar.

Misalnya, jika kita punya pilihan untuk membeli kamera baru atau membeli sebuah paket kursus, dengarkanlah sanubari kita. Apabila kursus tersebut lebih memiliki prospek atau keuntungan lebih daripada kamera baru, maka belilah paket kursus tersebut.

Tetapi jika ternyata paket kursusnya tidak cocok dengan hobi dan pekerjaan kita, maka kamera baru menjadi pilihannya.

Jadi bukan karena kita disarankan untuk mengambil aksi seribu dolar kemudian kita meninggalkan aksi satu dolar. Karena satu dolar yang senantiasa dikumpulkan nilainya akan menjadi seribu dolar juga.

Di sini kita lebih berbicara mengenai prioritas, bukan hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Nah sekarang mungkin kalian sedang memiliki waktu yang banyak di internet. Sekarang mana yang kalian pilih, mencari hiburan-hiburan receh atau mulai mencari artikel atau video gratis yang bertebaran di internet untuk mendukung karir dan kehidupan kalian?

Kalau saya sendiri, saya tetap mencari hiburan-hiburan receh di internet, namun porsinya tidak lebih dari 20%, sisanya saya alokasikan untuk mengonsumsi konten bermanfaat gratis di internet.

Atau sekalipun konten bermanfaatnya berbayar pun tidak mengapa apabila manfaatnya untuk saya ternyata lebih dashyat kedepannya.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗
Ada masalah kesehatan mental? Bingung curhat ke mana?
Curhat ke Anandastoon aja! Mari, klik di sini. 💗

  • Sebelumnya
    Tips Lebih Bahagia 24: Kompetisi Sebagai Wahana Bermain

    Berikutnya
    5 Salah Kaprah Masyarakat Tentang Programmer


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. 😊


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. 😉

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. 😉

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. 😉

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. 🤗

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. 🤗

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll 👇

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. 🔮

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? 😱 Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.