Saya ingat waktu saya masih kelas 6 SD, ibu saya memiliki segudang kaset dan CD yang berisikan lagu-lagu barat dari mulai sekumpulan Evergreen Love Song (dari vol.1, vol.2, vol.3, dll), The Bee Gees, Michael Jackson, dan sebagainya yang salah satunya tentu saja, ABBA.
Terkadang beliau menyetel musik tersebut berselang-seling dengan lagu lokal semisal Iis Dahlia, Almh.Nike Ardila, hingga Alm.Bunyamin Sueb.
Kembali ke ABBA, waktu itu kaset yang saya dapatkan adalah Album Goldnya yang ada 16 lagu, dari Chiquitita, Dancing Queen, hingga Waterloo. Waktu itu favorit saya adalah One of Us. Saya nggak tahu, saya hanya waktu itu kepincut sama ke-mellow-annya hehe.
Kemudian pada tahun 2019, saya ‘kehabisan’ lagu untuk didengarkan. Saya sebenarnya juga suka lagu-lagu Disney dan bahkan hingga lagu game seperti Mega Man. Kemudian saya ingat ABBA, dengan lagu ‘One of Us’nya yang pernah saya dengarkan dahulu.
Jadilah saya awalnya mendengarkan One of Us, kemudian playlist di Youtube mengarahkan saya ke Dancing Queen, Chiquitita, lalu Super Trouper.
Apa? Super Trouper? What kind of song is that? Tapi pas saya dengerin, ternyata bridge-nya betul-betul catchy. Sampai akhirnya saya ketagihan kemudian mendengarkan lagu-lagu ABBA yang lain.
Tebak? Lebih dari 60 ABBA lagu saya koleksi, secara bertahap. Termasuk lagu-lagu yang mungkin jarang orang tahu seperti “Dream World“, “Rubber Ball Man”, “Just Like That”, sampai “Just A Notion” yang dibawakan oleh grup musik Arrival.
Dan siapa yang lebih berbahagia saat ternyata grup musik yang sudah berpisah hampir 40 tahun lalu, ternyata merencanakan akan melakukan reuni kembali dengan membawa beberapa lagu baru. Sayang pandemi menundanya hingga setahun kemudian.
Pada akhirnya waktu menunggu telah selesai. Waktu itu awal September 2021, saya sangat kaget saat saya menemukan tulisan ABBA besar di Youtube Music saat saya iseng melirik browser karyawan saya. Pada saat itu karyawan saya sedang mencari musik untuk membantunya menyelesaikan tugas yang saya beri.
“ABBA IS BACK BEBBEH! HMYGD!”
Waktu itu hanya dirilis single “I Still Have Faith In You” dan “Don’t Shut Me Down”. Saya benar-benar tidak menyangka ternyata akan datang sejumlah besar lagu dalam albumnya yang berjudul Voyage. Ternyata bukan reuni biasa.
Pada tanggal 5 November, saya tentu langsung ‘menghajar’ seluruh lagu-lagu dari sang legendaris yang saya tidak percaya mereka kembali tak lama saat saya baru saja menyelami lagu-lagu ABBA yang lawas.
Baiklah, berikut adalah review saya untuk album terbaru ABBA, Voyage.
Awalnya saya merasa lagunya begitu tidak bergairah. Namun saya sadar para anggotanya sudah sangat lanjut usia, semuanya di atas 70 tahun.
Ternyata saya menilai terlalu awal. Tampilan avatar Frida yang dihasilkan oleh komputer animasi (ABBAtar) benar-benar sangat bertepatan dengan chorusnya.
I Still Have Faith In You dapat disejajarkan dengan lagu yang sangat motivatif, dramatis, dan menguras haru. Saya merasa lagu ini layak diputar di akhir perjuangan seseorang selama bertahun-tahun untuk meraih impian manisnya.
Sebuah ‘comeback’ yang layak ditunggu. ABBA benar-benar mengganas di masa chorus terakhirnya, seakan-akan mereka menekankan bahwa inilah saat yang telah ditunggu bertahun-tahun, bahkan sampai 40 tahun!
Kemudian, lagu ini ditutup dengan sebuah antiklimaks yang sangat cantik, salah satu antiklimaks paling cantik yang pernah saya dengar. Yes, ABBA you still have it in you!
Lirik favorit: “We stand on a summit, humble and grateful to have survived.”
Saya pernah berkata kepada diri saya sendiri, “Jangan pernah mencoba menebak-nebak bagaimana melodi selanjutnya saat mendengarkan lagu ABBA, karena memang saya akan kecewa karena sebagian besar melodinya akan diluar dugaan.”
Itu terjadi saat saya mendengarkan lagu Don’t Shut Me Down, saya selalu gagal menebak bagaimana melodi berikutnya dan saya sangat kecewa. Pada akhirnya saya mengalah dan cukup mendengarkannya berkali-kali.
Kesimpulan cepat saya hanya satu, “Kaya melodi.”
Kesimpulan panjangnya, Don’t Shut Me Down adalah salah satu harta karun terbaik yang pernah saya temui. Saya baru sadari ternyata lagu ini dimulai dengan chorus! Benar, lagu ini dimulai dengan nada yang sama saat chorus!
Lagu ini kemudian terbagi ke dalam beberapa bagian seolah-olah beberapa musik dipadatkan menjadi satu. Dengan nada yang sangat bersemangat namun dengan susunan melodi yang sangat bijak, lagu Don’t Shut Me Down tidak dapat lepas dari telinga. Begitu cocok saat didengarkan saat mendaki bukit hingga mencapai puncaknya di hari cerah.
Benny Andersson benar-benar paham melakukan bongkar-pasang bagian lagu. Hingga di akhir chorus kedua ada chorus lanjutan yang begitu mempertahankan emosi musik pada saat itu, tepatnya di lirik “You… ask me not to leave”, menjembatani chorus dan antiklimaks.
Kemudian antiklimaksnya diisyaratkan oleh sebuah pergantian kunci nada saat lirik “And I love you still and so I won’t pretend”. Barulah lagu ditutup dengan nada yang begitu menggantung, di ambil dari bagian musik sebelumnya, membuat pendengar seolah-olah harus mendengarkan kembali musiknya dari awal.
Padahal, lagu ini hanya bercerita tentang kekasih yang kembali dengan dirinya yang baru. BjΓΆrn Ulvaeus merakit liriknya menjadi sebuah kisah yang sederhana dengan jalan cerita yang luar biasa.
Bravo! Saya mungkin akan benar-benar “mengutuk” chart musik jika lagu ini tidak masuk ke dalam 3 besar hahah.
Lirik favorit, “I’m now, and then combined.”
Sebuah lagu ABBA yang tidak selesai dan dibawakan oleh grup musik Arrival yang personelnya mirip ABBA. Jadilah saya agak tertipu awalnya.
Sejujurnya saya menginginkan Just A Notion di album Voyage ini benar-benar sesemangat Arrival. Ternyata saya agak kecewa lagu ini dibawakan dengan gairah yang begitu lemah saat bagian pertama. Mungkin saya terlalu banyak berekspektasi.
Tetapi, lagu ini ditutup dengan tambahan lirik dan nada yang begitu cantik, yaitu saat “I think it’s more than a notion. Give me more than you’re dreaming, step up to the truth.”
Di “Just A Notion” terbaru ini, setidaknya ada bumbu instrumen yang lebih bersih dan modern sehingga membuat lagunya lebih dapat dinikmati.
Mengenai nadanya, “Just A Notion” merupakan lagu yang penuh harapan dan semangat, dengan diawali dengan melodi yang memberikan harapan kepada seseorang dengan riang gembira, kemudian chorus yang menggebu-gebu, lalu diakhiri kembali harapan sebelum dilanjut ke bagian berikutnya.
Akhirnya saya dapat kembali mendengar ABBA bersenandung yang mengandung “AHA” di dalamnya.
Lirik favorit, “…and you’ll smile and say hello.”
Ada lagu “folks” ala abad pertengahan Eropa yang mengingatkan saya pada film-film animasi lawas Disney.
Ada kota Kilkenny di liriknya, mengingatkan saya pada Super Trouper yang menyebutkan Glasgow yang membuat saya harus membuka peta dan mencari di mana lokasinya. Wow, orang Irlandia pasti bahagia ada kota mereka yang disebut di lagu ABBA terbaru.
Sebenarnya saat lagunya dinanyikan, instrumennya agak sedikit… kosong. Namun saya terkesan ada tambahan nada saat lirik “You’re only here now to see the Village Fair” yang benar-benar membangunkan sesuatu dari seseorang, seperti matahari yang baru terbit. Sangat disarankan memakai headphone, earphone, headset, atau sejenisnya.
Sedikit ada sentuhan dari “The Piper”, lagu yang terdengar seperti lawas ini ternyata memiliki melodi yang mengagumkan.
Sejujurnya, instrumen bagpipe yang dimainkan pada kekosongan lagu benar-benar membuat saya menjadi sangat bahagia, melodinya penuh dengan serotonin. Saya mungkin akan menjadikan lagu When You Danced With Me ini menjadi lagu yang pertama kali saya dengarkan di pagi hari.
Saya sampai berpikir jika setiap orang mendengarkan lagu ini mungkin dunia akan lebih damai.
Oh iya, sepertinya Village Fair adalah salah satu tempat berkumpul saat momen tertentu yang dapat membuat setiap orang melupakan kesedihan mereka. Jika saya menjadi pemimpin suatu saat nanti, mungkin saya akan mengadakan event “Village Fair” sering-sering untuk membahagiakan para rakyat, terinspirasi lagu ini.
Lirik favorit, “You’re only here now to see the Village Fair.”
Oh iya, saya membuat versi extendednya semenjak versi aslinya saya rasa terlalu pendek, mungkin agar dapat disesuaikan dengan durasi pemutaran lagu di radio? Entahlah.
Masih tidak sempurna, tapi enjoy!
Sebelumnya saya mohon maaf, karena lagu ini benar-benar bertema natal dan saya adalah muslim, jadi saya tidak dapat mereview lagu ini.
Baiklah, sekalipun misalnya tidak berhubungan dengan syariah (haram/halal), saya tetap tidak dapat mereview lagu dengan nuansa natal yang begitu kental ini.
Itu seperti… saya menyanyikan lagu negara lain sedangkan saya bangga dengan negara saya sendiri. Hal ini akan sedikit ‘melukai’ nasionalisme saya.
Kira-kira permisalannya seperti itu. Jadi mohon dimengerti jika saya skip penilaian lagu yang satu ini, I’m so sorry…
Tetapi dapat saya katakan, nadanya cukup catchy dan tambahan paduan suara anak-anak di bagian akhir benar-benar sebuah sentuhan manis, mengingatkan saya pada salah satu lagu legendaris ABBA “I Have A Dream”.
ABBA dapat membuat lagu religi yang tidak terdengar seperti lagu religi yang ‘boring’. Umat kristiani pasti akan begitu berbahagia dengan lagu ini.
Pertama kali saya mendengarkan lagu ini, saya langsung berdecak, “Wow, apa lagu ini dinyanyikan oleh seorang wanita berusia 70 tahun lebih?”
Mirip seperti “Hole In Your Soul”, bersemangat dan berapi-api, seakan energinya cukup untuk menerangi seluruh kota. Mengingatkan kembali penampilan Frida yang begitu menggila di atas panggung.
Lagu ini benar-benar mirip lagu Anime. Yang sepertinya lagu-lagu Anime banyak yang terinspirasi dari lagu ABBA mengingat mereka dulu sering diundang ke Jepang.
Saya benar-benar menyukai tambahan piano yang begitu elegan dan berwibawa pada bridge pada bagian kedua, kemudian tepat setelah itu ada tambahan nada-nada lambat dan bijak pada lirik “But he is a good man…”
Lirik favorit: “Hissing like a wild cat when I should be purring”
Lagi, lagunya masih dirasa terlalu singkat. Saya akhirnya membuat kembali versi extendednya. Penyambungannya agak kacau tapi… take it or leave it sorry.
Saya agak kecewa dengan judul lagunya karena mungkin saya tidak akan dapat menyanyikannya karena saya laki-laki hahahahah.
Lagunya benar-benar mellow, dan ballad, mirip seperti “Slipping Through My Finger”. Agak menyedihkan untuk didengar, yang ternyata setelah saya tahu, katanya ini berasal dari kisah nyata seorang perempuan yang mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan di rumah tangganya.
Agnetha begitu pas menyanyikan lagu ini, dengan vokal rendah Frida sebagai harmoni. Cantik dan sempurna.
Mungkin ini adalah satu-satunya lagu ABBA yang terdengar sangat modern dari lagu-lagunya yang lain, dapat bersaing dengan lagu pop-pop modern anak-anak muda zaman kini.
ABBA sungguh bagai bunglon, sebuah prestasi dapat menciptakan musik dalam berbagai genre.
Lirik favorit: “Oh God I’m sorry, for the wasted years.”
Sebuah lagu dramatis mengenai kepercayaan memberikan hak asuh seorang anak yang bernama Dan untuk sementara.
Dari liriknya biasa saja, hanya bercerita seorang ibu yang meninggalkan anaknya sampai hari minggu pagi dan menitipkannya pada suaminya.
Tetapi melodinya benar-benar begitu sinematik dan menegangkan, flashback kepada “Lay All Your Love On Me”. Sekali lagi, ABBA, dapat menjadikan cerita yang simpel menjadi begitu penuh dengan kejadian yang menguras adrenalin hanya lewat penggambaran nada.
Lagi, Benny menyisipkan sebuah antiklimaks yang langsung menutup lagu ini dengan sebuah nada piano yang dipinjam dari lagu lawasnya, SOS.
Untuk kalian yang memiliki nama atau setidaknya dipanggil, “Dan”, mungkin seperti Daniel, agar jangan dekat-dekat fans ABBA yang menyanyikan lagu ini. Kalian akan terus diawasi wahahah.
Lirik favorit: “My little boy looks so happy, he throws me his ‘Go, mummy’ kiss”
Saya pikir tadinya ini seperti “Just A Notion” yang berasal dari lagu-lagu “buangan” ABBA yang kembali di-remaster. “Free As Bumblebee” kalau tidak salah judulnya. Dinyanyikan oleh para pria, saya sedikit ‘tidak tertarik’ hehe.
Namun ternyata ini lagu tentang serangga, sebuah penghormatan kepada alam. Frida, dengan suara malaikatnya sungguh menyampaikan dengan sempurna sebuah makna tentang keindahan alam agar dilestarikan.
ABBA membuat lagu untuk bertarung dengan pergantian iklim dan tidak gagal. Sama sekali tidak gagal.
Saya menyenangi drumnya yang lembut namun begitu berat, mirip seperti drum di lagunya yang berjudul “Soldier”, seakan menekankan bahwa menjaga lingkungan itu sangatlah penting.
Baik ABBA, kami juga tidak ingin nanti anak cucu kami menjadi sedih karena mereka tidak dapat lagi mendengar dengungan lebah. Yuk, mari menanam pohon.
Lagu ini diawali dan diakhiri dengan instrumen seperti lagu lawasnya yang lain, Fernando.
Apa maksudnya Voyage ini adalah perjalanan jauh menyusuri lagu-lagu lawas ABBA yang dulu pernah menggema?
Lirik favorit: “Feeling sad for those who’d never hear the hum of bumblebees”
Sebagai penutup, sebuah musikal mewah untuk memberitahu para pendengar bahwa mungkin setelah ini ABBA tidak lagi membuat album, bersiap untuk fokus kepada hari tua di mana maut mungkin akan menjemput mereka sebentar lagi.
Terima kasih untuk 40 tahunnya ABBA.
Lirik favorit: “That’s why there is no Ode to Freedom truly worth remembering”
… baru nemu ada reviu berbahasa Indonesia… selengkap ini …lagu per lagu. Mantab Pak.
Assalamualaykum… Salam Kenal kita berada di satu koridor yang sama, penikmat dan pengagum kwartet legend ..ABBA.
Waalaikumussalaam pak Cak Maun, terima kasih atas komentarnya.
Senangnya bertemu sesama di koridor penikmat sang kwartet hehe… btw saya masih usia 20an, mungkin dipangil kak saja jangan “bapak” hehe…
Lagu2 ABBA memang melodius, semua lagu berkarakter tersendiri. Lagu Fernando membawa kita ke suasana hening.di padang savana rerumputan…Dancing bergairah
…https://oakunambahilmu.wordpress.com/