Ikuti Saja Rutenya

dari: reddit – u/jlozier891

Aku adalah bagian dari pasukan bom selama perang. Aku menghabiskan sebagian besar karir militerku untuk menguji roket dan rudal di tanah terbuka.

Banyak tentara dikirim ke luar daerah yang sangat jauh dari pusat kota, termasuk aku. Kami harus menetap di gunung dan menunggu pemberitahuan dari seorang komandan untuk berbaris menuju tempat berikutnya dan mendirikan pangkalan.

Kami menghabiskan lebih dari seminggu mengamati wilayah dari atas gunung, yang cukup aneh. Namun aku tidak menghiraukannya.

Komandanku datang ke barak suatu malam untuk memberi tahu kami bahwa kami akan turun dan menuju daerah lain untuk mendirikan pangkalan. Dia terus berbicara, dan itu semua terdengar seperti pembicaraan militer biasa, sampai wajahnya menjadi dingin dan serius.

β€œJangan tinggalkan jejak yang akan kita lalui. Jangan, dalam keadaan apa pun, memutuskan untuk meninggalkan grup dan pergi ke hutan. Jika seseorang hilang, laporkan kepada saya atau petugas lain, dan jangan berusaha mencarinya.”

Kami memasukkan perlengkapan kami, dan berbaris menyusuri jalan setapak.

“Ya… aku tidak ingat tapi dia memberitahuku tentang… Hewitt?”

“Hewitt?”

Komandan kami berbalik. “Teruslah berjalan!”

β€œTuan, saya baru saja berbicara dengan Hewitt… dia sudah pergi Pak. Kemana dia pergi?”

“Terus jalan!”

Kami terus berjalan. Tiga nama terakhir dipanggil, dan komandan kami terus memberi tahu kami hal yang sama.

“Terus jalan!”

Sampai akhirnya aku mendengar sesuatu. Di pepohonan, seseorang memanggilku. Seorang wanita keluar dari balik sebuah batang pohon, dan menanyakan sesuatu dalam bahasa asing.

“Apa ada masalah, Bu?”

Tidak ada. Dia hanya diam, tetapi memberi isyarat kepadaku agar masuk ke dalam hutan. Aku menoleh kepada teman-teman prajurit dan bertanya apakah mereka melihat sesuatu, tetapi tidak ada yang menjawab. Aku berbalik ke wanita itu, dan memperhatikan sesuatu yang tidak biasa pada wajahnya. Sepertinya dia terbuat dari plastik, atau memakai semacam topeng. Dia terus menarik saya ke hutan, ketika sesuatu mengalihkan perhatian saya.

Cairan merah mengalir ke dalam hutan, aku melihat sebuah tangan manusia dan sebuah sepatu boot tergeletak. Di saat itu tiba-tiba pergelangan tanganku ada yang menarik menuju hutan yang gelap tersebut.

“Aku bilang terus jalan!” Kata komandan dan dia menarikku balik. Kami terus berjalan menuruni gunung.

Sesampainya di bawah gunung, hanya ada aku dan komandan.

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
πŸ€— Selesai! πŸ€—
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    Cerita Horor Terjemahan #5: Terjebak Macet

    Berikutnya
    Cerita dari Primbon #51: Hantu Korban Pembantaian


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. πŸ˜‰

    Kembali
    Ke Atas
    Pakai tema horor