Bela Palestina

Kekejaman Israel terhadap Palestina sepertinya memang tidak pernah ada habisnya. Beberapa waktu lalu sempat tidak pernah terdengar lagi kabar di antara keduanya, yang saya pikir sudah dalam masa gencatan senjata.

Tetapi ada hari di mana kabar berita dipenuhi kembali dengan gambar kehancuran Gaza, dengan genosida Israel yang lebih kejam.

Tindak kejahatan Israel memang sudah cukup terlampau jauh, dari mulai menghabisi anak-anak hingga melindas seorang ibu yang sedang hamil.

Tentu saja, sedari tahun-tahun 2010-an, saya pastinya berada di pihak Palestina.

Lalu apa tujuan saya menulis artikel ini? Di mana letak “tapi” yang menjadi bagian dari judul artikel?

Sejujurnya, meskipun saya sangat membenci Israel dan ikut mendoakan kehancuran akibat tindakan kejahatan mereka, namun ada saat di mana saya juga tidak berpihak kepada para pendukung Palestina.

Ada sesuatu yang mengganggu saya, setidaknya mulai dari 2023 mengenai dukungan kepada Palestina ini.


Pemboikotan

Salah satu aksi dukungan Palestina yang tidak pernah saya lakukan adalah pemboikotan.

Mohon maaf saja, bagi saya tindakan boikot itu tidak akan bekerja karena banyak faktor, jadi saya tidak akan memusingkan untuk memboikot ini dan itu.

Mungkin para pemboikot akan diberi berita manis mengenai dampak boikot bagi para pendukung Israel, seperti bisnis mereka menjadi hancur, dan lain sebagainya.

Padahal jika kita ingin merendahkan ego dan bertabayyun, ternyata itu tidak pernah terbukti. Atau mungkin secara kebetulan saja sahamnya sedang anjlok bertepatan dengan aksi boikot. Selanjutnya sahamnya tetap berada di garis normal, bahkan sesekali meningkat.

Saya masih makan di Mc*D, saya masih menggunakan Andr*id, G*ogle, Faceb*ok, yang konon mereka terlibat sebagai salah satu pemasok dana genosida Israel.

Pemboikotan hanya bekerja jika yang memboikot memiliki kekuatan, dalam hal ini daya saing yang tinggi.

Nyatanya, kebanyakan yang memboikot produk tersebut tidak benar-benar menjadi pelanggan. Atau mungkin pengusahanya juga tidak memerlukan pelanggan yang seperti itu untuk menggunakan produk mereka.

Kecuali St*rbucks, yang memang sebelum ada tindakan genosida Israel pun sudah banyak masyarakat yang “memboikot” kafe mahal itu. Bukankah sebelumnya sudah ada pembahasan mengenai pengguna yang merasa harga kopi St*rbucks tidak adil?

Saya sendiri pernah mampir ke St*rbucks, beli kopi grande yang memang harganya saja sudah di atas Rp50K, kemudian ditawari tambahan susu almond yang saya pikir gratis, ternyata harga totalnya melonjak menjadi sekitar Rp80K.

Hal itu lah yang ternyata membuat beberapa pelanggan menjadi memilih toko kopi yang lain, mereka yang memang telah menjadi pelanggan. Bukan hanya berkoar-koar aksi boikot yang nyatanya hampir tidak pernah menjadi pelanggan mereka kecuali sekali-dua kali.

Beberapa dengan santainya langsung menyuruh beberapa alternatif yang ternyata masih ‘setengah matang’. Apalagi jika si pemboikot masih tebang pilih dalam memilah produk mana yang mau mereka boikot atau tidak.

Lagipula, supaya tidak terlalu naif, para pengusaha pastinya jauh lebih cerdas dalam mengelola perusahaan mereka. Faktanya, kebanyakan yang langsung terdampak pemboikotan justru warga lokalnya itu sendiri daripada langsung memengaruhi keuangan si pengusaha.

Pahit memang, namun hal ini penting kita ketahui sebelum memboikot sesuatu.

Namun jangan khawatir, selain aksi boikot, masih banyak aksi dukung Palestina yang lain yang lebih ampuh daripada sekadar boikot yang mungkin tidak berarti sama sekali.


Yang bisa kita tiru, tirulah

Sekarang, memang lebih baik mengakui jika kita belum bisa mendukung Palestina secara menyeluruh meski hanya dalam aksi memboikot.

Tidak perlu menghibur diri dengan mencari-cari kabar bahwa aksi pemboikotan kita berhasil. Yang terpenting sekarang, adalah bagaimana cara kita menurunkan ego agar mencari cara yang lebih efektif dalam mendukung Palestina.

Jika saya boleh jujur, kebanyakan produk yang kita tuduh sebagai pendukung Israel justru memiliki kepedulian yang tinggi kepada para pelanggan mereka.

Salah satu keunggulan restoran Mc*D yang membuat saya nyaman, adalah saya tidak perlu mengantri ke kasir dalam memesan dan membayar makanan saya. Semuanya serba digital termasuk pembayarannya.

Produk-produk digital seperti G*ogle, Andr*id, Micros*ft, dst pun terus berinovasi untuk mempermudah dan membahagiakan para penggunanya.

Sekarang bagaimana dengan kita? Apa progres positif dan perbuatan manfaat yang telah kita berikan untuk sesama?

Jangan menunjuk orang lain, sebab yang mendukung Palestina adalah kita, bukan orang lain. Selama ini apa yang telah kita lakukan sebagai bentuk manfaat kita kepada orang lain?

Kebanyakan kita baru mau peduli kepada orang lain hanya setelah terjadi bencana.

Padahal mempermudah dan tidak mempersulit orang lain itu syariat. Memberi kabar gembira dan tidak membuat orang lari itu syariat. Melakukan perbaikan atau berprogres itu pun syariat.

Bahkan kita tahu petuah luar biasa dari baginda Rasulullah Muhammad saw., bahwa orang yang bermanfaat menjadi salah satu dari sebaik-baik manusia.

Kalau kita ingin merendahkan ego dan peduli dengan kenyataan sekitar, banyak para pendukung Palestina yang hampir tidak pernah memberi hasil yang lebih kepada pekerjaan mereka.

Para pendukung Palestina kebanyakan mengetahui bahwa kerja itu ibadah, tapi mereka seringnya tidak bersungguh-sungguh dalam ibadah tersebut. Anehnya, mereka mengharapkan Allah Ta’ala memberi mereka rezeki lebih dari pekerjaan yang tidak sepenuh hati itu.

Di satu sisi, para pendukung Palestina banyak yang memiliki sifat menjengkelkan di jejaring sosial.

Banyak sekali konten yang tidak berhubungan dengan apa pun seperti konten kucing dan psikologi, kolom komentarnya dibanjiri dengan “Free Palestine 🇵🇸”, memaksa konten kreator untuk membahas Palestina, dan semacamnya.

Seingat saya selama perang Ukraina, dukungan untuk Ukraina di media sosial tidak sampai semenjengkelkan ini.

Belum lagi saya sering melihat muslim yang mendukung Palestina yang dengan mudahnya melontarkan istilah “infidel” atau “kafir” bagi mereka yang tidak ingin sepemikiran.

Melihat perilaku sebagian muslim seperti itu, saya hanya dapat mengucap, “Naudzubillahi min dzalik”.


Menjadi lawan seimbang

Sekarang, mengapa Israel yang sudah kita boikot, kita doakan mati-matian, ternyata semakin hari menjadi semakin brutal?

Apakah Israel tidak terpengaruh aksi boikot kita? Apakah Israel juga tidak terpengaruh dengan aksi parade dukungan Palestina yang sampai menimbulkan kemacetan di jalan itu?

Maksud saya, di negara maju pun seperti Jepang dan Singapura, beberapa rakyatnya juga menyampaikan dukungan mereka kepada Palestina.

Namun mereka tetap menyampaikan rasa dukungan tersebut tanpa harus mengganggu kepentingan umum. Terkadang kita lupa bahwa taat kepada aturan pemerintah memiliki kekuatan tersendiri.

Tidak heran taat kepada pemimpin selama perintahnya baik menjadi syariat yang sudah jelas tertera dalam AlQuran.

Yang membuat saya kaget, di halaman kekuatan paspor dunia di situs Henley Global, Indonesia ternyata masih wajib membuat visa untuk masuk ke Palestina. Sedangkan negara seperti Singapura yang sering kita tuduh sebagai konco Israel, ternyata justru bebas visa.

Di Quora, saya pernah membaca, bahwa negara-negara muslim menjadi tidak lagi ditakuti karena mereka sudah mulai jarang menyebarkan manfaat. Berbeda dengan muslim dahulu yang hampir unggul dalam seluruh sektor.

Sekarang jika kita ingin mendukung Palestina secara serius, cobalah kita bertabayyun dengan melihat apa yang membuat para pendukung Israel begitu kuat dan sulit tertandingi.

Kecuali jika kita ingin pasrah dan menunggu kekalahan Israel saat ingin tiba hari kiamat.


Kiat mendukung

Lalu bagaimana kiat saya mendukung Palestina?

Saya hanya melakukan perbaikan atau improvisasi, karena itu syariat.

Saya selalu mencoba memperbaiki aspek kehidupan saya semampu saya. Mulai dari beribadah, bekerja, hingga menulis artikel ini.

Artikel ini tidak ditulis oleh AI, melainkan murni dari pikiran dan tangan saya sendiri.

Saya juga berusaha memberikan nilai lebih dalam pekerjaan saya. Bukan hanya pelanggan saya saja yang senang, namun tim saya juga senang. Memang tingkat kelelahannya lebih parah, namun hasil yang saya dapatkan juga alhamdulillah.

Saat ada yang bilang “hasil tidak pernah mengkhianati usaha”, itu benar, sebab Allah Ta’ala adalah yang Maha Menilai setiap gerak-gerik hambaNya, baik muslim mau pun kafir.

Karena bekerja dengan ekstra dan sepenuh hati, penghasilan yang saya terima alhamdulillah di atas rata-rata. Kemudian pendapatan yang saya terima itu dapat saya anggarkan sebagian untuk bantuan kemanusiaan, termasuk untuk Palestina.

Setiap minggu saya memberikan jatah minimal Rp50K untuk bantuan kemanusiaan. Ingat, minimal.

Andaikata kita tidak melulu mengandalkan orang lain untuk menyokong dana dan tenaga kepada Palestina, kita bisa menjadi lawan yang cukup seimbang bagi pendukung Israel.

Saya justru lebih fokus untuk membangun karakter manusianya terlebih dahulu sebelum melakukan aksi dukungan apa pun.

Saya juga mempersilakan mereka yang hanya mampu sebatas memboikot selagi itu yang mereka bisa.

Dan jangan sampai ada yang membuat sesama pendukung Palestina saling terpecah hanya karena berbeda pendapat, karena itu hanya menjadikan pendukung Israel semakin kuat.

🇵🇸—<(Free Palestine)>—🍉

Wallahu A’lam Bishshawaab

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
🤗 Selesai! 🤗

  • Sebelumnya
    Kenapa Manusia Diuji (5/5): Kembali Fitrah

    Berikutnya
    Arti Mimpi Kita Menurut Islam


  • 2 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    1. Saya termasuk orang yg boikot produk2 yg infonya terkait pendanaan Israel. POV saya, memang boikot ini short termnya akan merugikan pihak2 lokal terutama pekerja tapi long term-nya berharap produk2 lokal bisa naik & menyerap pekerja lebih banyak lagi.
      Gak bisa full boikot juga sih, terutama produk teknologi yang sulit cari penggantinya. Paling hanya produk food, beverage & groceries aja.

      Relate banget MCD begitu memikirkan kenyamanan baik tempat maupun mesin pesan jadi introvert kayak saya merasa nyamana sekali. Agak kehilangan juga sih, padahal saya berharap akan ada brand fastfood lokal yang bisa memanfaatkan moment ini & menjadi tandingan yg sesuai.

      • Alhamdulillah, sepemikiran mas. 👏🏻

        Kadang berharap juga alternatif produk lokal itu memang setara sama yang kita boikot. Atau seenggaknya, terus improve ke arah sana.

        Contohnya buat ngimbangin sistem pemesanan McD yang mandiri itu, kemarin Upn*rmal udah bikin sistem pemesanan “pay at table” yang bikin saya nyaman banget.

        Cuma sayang aplikasinya dapet bintang 1 karena banyak masalah dan akhirnya ilang dari peradaban. Sayang banget…🥲

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. 😉

    Kembali
    Ke Atas

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Apakah artikelnya mudah dimengerti?

    Mohon berikan bintang:

    Judul Rate

    Desk Rate

    Terima kasih telah membaca artikel Anandastoon!

    Dan terima kasih juga sudah berkontribusi menilai kemudahan bacaan Anandastoon!

    Ada saran lainnya untuk Anandastoon? Atau ingin request artikel juga boleh.

    Selamat datang di Polling Anandastoon.

    Kalian dapat iseng memberi polling seperti di Twitter, Facebook, atau Story Instagram. Pollingnya disediakan oleh Anandastoon.

    Kalian juga dapat melihat dan menikmati hasil polling-polling yang lain. 😊


    Memuat Galeri Poll...

    Sebentar ya, Anandastoon muat seluruh galeri pollnya dulu.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. 😉

    Asik poll ditemukan!

    Silakan klik salah satu poll yang kamu suka untuk mulai polling!

    Galeri poll akan terus Anandastoon tambahkan secara berkala. 😉

    Judul Poll Galeri

    Memuat poll...

    Sebentar ya, Anandastoon memuat poll yang kamu pilih.
    Pastikan internetmu tetap terhubung. 😉

    Masih memuat ~

    Sebelum memulai poll,

    Anandastoon ingin memastikan bahwa kamu bukan robot.
    Mohon agar menjawab pertanyaan keamanan berikut dengan sepenuh hati.
    Poll yang 'janggal' berpotensi dihapus oleh Anandastoon.
    Sebab poll yang kamu isi mungkin akan bermanfaat bagi banyak orang. 🤗

    Apakah nama hari sebelum hari Kamis?

    Mohon jawab pertanyaan keamanan ini. Jika jawaban benar, kamu langsung menuju pollnya.

    Senin
    Rabu
    Jumat
    Sabtu

    Atau, sedang tidak ingin mengisi poll?

     

    Wah, poll telah selesai. 🤗

    Sebentar ya... poll kamu sedang di-submit.
    Pastikan internetmu terhubung agar dapat melihat hasilnya.

    Hasil poll 👇

    Menunggu ~

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya Anandastoon akan menebak rekomendasi artikel yang kamu inginkan ~

    Heihei maihei para pembaca...

    Selesai membaca artikel Anandastoon? Mari, saya coba sarankan artikel lainnya. 🔮

     

    Ups, sepertinya fitur ini masih dikembangkan Anandastoon

    Di sini nantinya kamu bisa main game langsung di artikelnya.

    Permainan di Artikel

    Bermain dengan artikel yang baru saja kamu baca? 😱 Kek gimana tuh?
    Simpel kok, cuma cari kata dalam waktu yang ditentukan.

    Mempersiapkan game...

    Aturan Permainan

    1. Kamu akan diberikan sebuah kata.

    2. Kamu wajib mencari kata tersebut dalam artikel.

    3. Kata yang ditemukan harap diblok atau dipilih.
    Bisa dengan klik dua kali di laptop, atau di-tap dan tahan sampai kata terblok.

    4. Terus begitu sampai kuota habis. Biasanya jumlahnya 10 kuota.

    5. Kamu akan berhadapan dengan waktu yang terus berjalan.

    6. DILARANG Inspect Element, CTRL + F, atau find and replace. Juga DILARANG berpindah tab/windows.