Sebagai orang yang masa kecilnya begitu familiar dengan video game Super Mario Bros., apalagi dengan soundtracknya yang legendaris itu, lumayan kaget pas liat ada film resmi Super Mario Bros yang dapet restu dari Nintendonya itu sendiri.
Filmnya bener-bener full animasi, bukan live action yang CGInya malah jadi keliatan aneh.
Dari trailernya saya liat grafiknya bagus, nggak kalah sama Disney, yang garap soalnya perusahaan animasi besar juga yang pernah bikin Minions itu, Illumination.
Asikkk, mau nonton ah. Meski saya udah bisa nebak ujung-ujungnya Mario pasti bakal berantem sama Bowser, cuma yaaa… excited aja!
Dalam review ini saya akan mencoba untuk meminimalisir βSpoilerβ.
Jadi si Mario & Luigi ini memang berasal dari dunia nyata. Cuma pastinya yang jadi latar ceritanya pasti di dunia lain yang ada si Peach dan si Bowsernya itu dong.
Jujur sebagai penggemar berat Disney (di luar live actionnya pastinya) saya nggak berharap banyak sama perusahaan animasi selain Disney/Pixar.
Alasannya? Bagi saya mungkin karena Disney sudah jadi salah satu perusahaan animasi pionir, saya melihat animasi Disney bener-bener magic dan karakternya ekspresif. Karena alasan itu, saya nggak berharap banyak sama perusahaan animasi di luar Disney.
Tapi nyatanya saya cukup terpukau sama grafik dan karakternya. Grafiknya bagi saya cukup mulus dan benar-benar dapat mengirimkan atmosfernya kepada audiens.
Karakternya juga cukup ekspresif, penggambaran emosi karakternya lumayan kena.
Nice job deh Illumination. Gak sia-sia dilirik Nintendo hehe…
Untuk penggambaran dunia gamenya, saya nggak berharap bakal semagis Disney, apalagi ini cerita tentang game Nintendo, bukan tentang putri yang pake gaun panjang yang rawan keserimpet. π
Dan itu benar, memang nggak semagis Disney, tapi fantasinya masih cukup tergambar.
Satu-satunya karakter yang jadi tumpuan utama atau sumber komedinya di sini justru Mario.
Berangkat dari seorang tukang ledeng biasa, tentu Mario dan Luigi tidak punya skill lain selain dari benerin pipa.
Makanya saat berdedikasi untuk menyelamatkan Peach dan adiknya si Luigi itu, mau nggak mau Mario harus menguasai banyak skill yang diperlukan untuk melawan Bowser.
Dan di sanalah komedinya, banyak hal yang menurut saya lucu dan cukup membuat saya tergelak selama Mario mencoba untuk familiar di dunia game-nya itu.
Apalagi ditambah sebuah kenyataan bahwa Mario ternyata tidak suka makan jamur.
Lalu bagaimana dengan Luigi? Apa lucu juga? Harusnya, cuma sayang karakter favorit saya itu nggak dapet screen time yang cukup. π
Seperti yang sudah saya sebut di atas, Mario dan Luigi hanyalah seorang tukang ledeng biasa, dari kehidupan sebuah keluarga yang lengkap dengan ayah dan ibunya, pamannya, dst. Cuma ya tipikal film Amerika Serikat, suka ada konflik di awal mirip film Scooby Doo yang bikin Mario Bros depresi.
Untungnya bukan tayangan yang ‘hard to watch’.
Tapi si Mario Bros ini kok ya tinggal dan jadi warga negara US ya? Di Brooklyn. Doi kan orang Itali? Mamma mia…
Nah kenapa bisa tiba-tiba transfer ke dunia yang berbeda? Yup, pipa. Pastinya ada pipa yang bikin dia masuk ke sana. Itu ditemukan Mario bersaudara saat mereka menantang diri mereka untuk memperbaiki masalah kebocoran besar di sana.
Sayangnya Mario dan Luigi terpisah di percabangan pipa saat masuk ke dunia gamenya. Itu yang bikin screen time Luigi sedikit soalnya terlalu berfokus sama Mario.
Daannn saya nggak paham kenapa mereka bikin Princess Peach yang harusnya Damsel in Distress malah jadi kayak instruktur bela diri. Reaksi saya waktu itu, “Buset galak amat si Peach.”
Padahal hampir setiap kemunculan dia di Nintendo selalu, “Mariooo… Help Mee ~” dengan suara playing victimnya. π€
Beberapa pertanyaan yang menggantung juga terjawab di filmnya seperti, “Kok si Peach itu manusia sendirian?”, dst.
Juga ada beberapa adegan yang berasal dari franchise game Mario lain seperti Mario Kart dan Donkey Kong.
Sedangkan Luigi jatuh ke dunianya si Bowser, yang mana justru akan dijadikan tumbal atraksi bersama karakter-karakter lainnya.
Ada karakter Luma dari Super Mario Galaxy yang justru mendemotivasi para tahanan si Bowser supaya pasrah dan menerima kenyataan, dan itu berlangsung selama adegan kemunculannya.
Luigi pastinya ketakutan setiap denger si Luma ngomong.
Untuk cerita meskipun lumayan mudah saya tebak, tapi penggambaran jalan ceritanya masih dapat saya nikmati. Bahkan saya cukup enjoy dengan filmnya.
Lumayan di luar dugaan film Mario Bros ini, apalagi kalau kita lihat video game yang diangkat ke layar lebar kebanyakan ‘ampas’.
Mungkin karena Nintendonya turun tangan langsung buat memantau prosesnya ya? Baguslah. Saya liat juga ternyata banyak banget easter egg Nintendo sepanjang filmnya, jadi bisa hunting juga selama nonton.
Saya dengar Nintendo sampai membuat divisi baru Nintendo Pictures khusus untuk video game mereka yang akan mereka jadikan menjadi sebuah film.
Apa nanti ke depannya akan ada film-film Nintendo lain seperti Luigi Mansion, Zelda, atau bahkan Kirby?
Seenggaknya ada yang bisa saya tunggu-tunggu. Tapi untuk film Mario ini saya akui sudah jadi awal yang bagus dan tidak mengecewakan.
Filmnya juga ramah anak.