Review Film: Disney Strange World

Saya bener-bener kelewat dan nggak tau kalau Disney ngeluarin film animasi utama di 2022.

Strange World, dengan pemilihan font di posternya yang mirip Indiana Jones, film apa ini ya? Petualangan? Aksi? Atau parodi? Dan kenapa saya kok yang suka mantengin Disney justru malah nggak ngeh ada film ini. Apa nggak ditayangin di seluruh dunia? Atau masih terkendala pandemi? 🤷🏻‍♂️

Saya sendiri udah lumayan kecewa sama Wish kemaren. Film animasi utama dan bukan sequel sebagai perayaan 100 tahunnya Disney ternyata agak kacau balau. Jujur saya lebih milih Encanto kemana-mana.

Di antara Encanto dan Wish, nyempil si Strange World ini. Saya baca sedikit katanya lumayan kontroversial karena ada tokoh gay mirip film Pixar Lightyear.

Jujur saya jadi agak males nontonnya, cuma karena saya penasaran, saya akhirnya terpaksa download bajakan filmnya. Sorry, saya biasanya nonton di bioskop atau layanan streaming kalau mau review film. Lagian ada adegan LGBT sih. 😔

Coba deh saya liat kayak gimana filmnya dan seberapa kentara adegan LGBTnya.

Animasi: 9.5/10

Setelah saya tonton, saya bisa bilang kalau ini tipikal yang saya cari dari Disney. Setelah saya dibuat kecewa sama Wish yang animasinya super tanggung karena pengen tiru animasi 2.5D dan bagi saya nggak berhasil, Strange World ini masih megang jargon animasinya Disney.

Imajinatif, berwarna, realistis, dan berhasil bikin saya ternganga.

Walaupun, memang karakter animasinya masih tipikal Disney. Desain realistis tapi karakter kek plastik. Cuma, di Strange World ini karakternya nggak seplastik kayak di Raya.

Tapi wajahnya memang banyak yang familiar aja. Saya malah ngeliat karakter-karakter wanitanya kayak Elsa-Elsa dalam postur tubuh dan warna kulit yang lain hehe…

Musik: Skip/10

Sama kayak Raya, ini adalah salah satu dari beberapa film animasi Disney yang nggak ada nyanyi-nyanyi. Soalnya, apa yang mau dinyanyiin juga? Pilem putri Disney juga bukan hehe…

Komedi: 5/10

Karena saya ngeliat film Strange World ini cukup serius, jadinya saya nggak punya ekspektasi lebih untuk komedinya.

Tapi, yang namanya Disney, memang suka ada satu atau dua momen lucu yang diselipin.

Biasa, humor ala Disney, misalnya karakternya tiba-tiba berubah pikiran atau ada dialog-dialog kocak yang pemirsanya kebanyakan nggak nyadar kalau bakal ketemu dialog itu.

Strange World ini juga tipikal film Disney yang punya sidekick atau karakter pembantu yang jadi satelit karakter utama. Biasanya karakternya aneh-aneh macem Olaf, Mushu, Sebastian, Sisu, hingga Casita (rumahnya si Mirabel).

Bedanya, karakter sidekick Strange World ini nggak berbicara, cuma berdecit aja. Kalau kata saya unik ya sidekicknya mirip alien nggak punya indera di kepala bahkan gak punya kepala. Ini yang saya cari kalau nonton Disney, doi punya kapabilitas develop karakter aneh yang bisa narik perhatian sepanjang jalan cerita.

Kalau disebut lucu, mungkin lebih ke imut ya, nggak sampe bikin ngakak kayak Olaf di Frozen 2 yang gagal itu wakakak. Tapi serius, seringnya saya lebih suka sidekick di film Disney daripada tokoh utamanya sendiri.

Daaannn… Sidekick itu kadang emang lebih menjual alias bikin Disney jadi lebih banyak raup untung lewat penjualan boneka, plushie, dan merchandise sidekicknya.

Saya bilang sidekick di Strange World ini cukup lovable.

Terus komedi-komedi realita lain pun juga disisipin di sini kayak komedi pertikaian keluarga yang bagi saya udah agak usang, tapi seenggaknya masih bisa saya nikmatin… sedikit.

Cerita: 7/10

Jalan ceritanya dimulai dari sketsa bak buku komik. Nggak lama kok, langsung jadi renderannya. Oh, ada timeskipnya juga sih, “15 tahun kemudian” atau semacamnya gitu…

Saya jujur suka banget sama petualangan-petualangan di dunia yang gak biasa begini. Bahkan ada adegan laganya sesekali meski gak semembludak Raya.

Tegangnya lumayan dapet meski solusinya kebanyakan cuma Deus Ex Machina. Maksud Deus Ex Machina ini adalah tipikal jalan cerita yang karakter pentingnya tiba-tiba muncul gitu.

Misalnya, pas lagi ngobrol lama di tempat yang rawan kejahatan, penjahatnya nggak pernah muncul. Tapi pas banget mulai beraksi, tiba-tiba penjahatnya dateng berkerumun.

Atau contoh Deus Ex Machina lain, yang paling sering itu kayak ada karakter penting yang terjun ke jurang tiba-tiba entah darimana muncul pahlawan yang nyelametin di tengah jatuhnya itu.

Strange World ini cukup sering terjadi Deus Ex Machina. Sebenernya saya nggak begitu masalah sih, soalnya yang saya pikir kalau tokohnya udah pada terdesak, gimana si Deus Ex Machina ini bisa muncul dan tokoh utamanya bisa pada selamat.

Dramanya pun tersaji dengan tipikal drama gen Z yang menuntut independensi dari orang tuanya yang boomer.

Sama plot twistnya juga bikin saya kaget, meski yah plot twistnya sangat nggak masuk akal tapi tetep saya nggak kepikiran kalau selama ini mereka hidup di…?

Klimaksnya nggak terlalu wah karena adegan yang bikin tegangnya udah tersaji di sepanjang jalan cerita.

Kesimpulan

Disney Strange World ini masih menyandang tren modern Disney yang memadukan (atau agak memaksakan) keberagaman ras. Lagi, sebenernya saya nggak masalah dengan ini tapi kadang tim productionnya seakan terlalu fokus sama keberagaman ras daripada sama jalan ceritanya.

Sama, Strange World ini agak kurang jelas siapa audiensnya. Memang betul film-film Disney kebanyakan ramah segala usia, hanya saja ceritanya kayaknya lebih fokus ke ranah anak-anak milenial.

Sama adegan gay. Minor sih, nggak ada adegan ekstrem yang berbau seksual antar sesama jenis sama sekali tapi pas saya nemu salah satu adegannya suka gregetan aja. Padahal si pelaku gay itu ada orang tuanya lho… kok kayak fine aja anaknya gay begitu.

Cuma ada dua adegan berbau gay. Satu lewat pembicaraan di tengah cerita, dan satunya lewat aksi yang agak mesra di akhir cerita.

Kalau Disney produksi film yang ada adegan gay lagi, saya bakal download ilegal filmnya wakakak.

Nilai keseluruhan: 7/10