Disney Wish

Siang itu saya dikagetin sama rekomendasi video Youtube yang dari thumbnailnya kayak trailer film animasi baru. Wah iya, dan ternyata itu buat ngerayain seabadnya Disney.

Apa saya excited? Banget! Judulnya Wish.

Yang saya kagum, di trailer Wish itu, Disney nunjukin sesuatu yang sama sekali nggak biasa. Animasinya, karakternya, bahkan langsung ada pengenalan villain! Sesuatu yang Disney udah jarang lagi tampilin di kebanyakan film animasinya semenjak 2013.

Saking excitednya, saya sampe bikin event internal di kantor saya buat seluruh tim saya meski beda divisi.

Eventnya saya kasih nama Wish. Sebagai CTO (caila) saya persilakan seluruh tim untuk menulis keinginan/wish mereka supaya bisa saya wujudkan wuahahah. Ya tapi berkaitan sama kerjaan aja. Misal mereka pengen ada fitur yang bikin kerjaan mereka jadi jauh lebih singkat, dst. Beberapa wish mereka ada yang udah saya ‘kabulin’ yay! πŸ₯³

Plus sebuah kotak centang bagi mereka yang pengen saya traktir tiket nonton Wish.

Waktu berjalan cepat, saya liat tanggal 23 November itu udah tayang di bioskop belakang kantor saya jadi pas Minggunya saya naik TJ buat otvv beli tiketnya.

Yo, rayain 100 tahunnya Disney yo!

Dalam review ini saya akan mencoba untuk meminimalisir β€œSpoiler”.


Animasi: 7/10

Yang lumayan ‘standout’ atau mencolok dari gaya animasi Disney kali ini adalah secara beraninya Disney bereksperimen memadukan teknis 2D dan 3D. Mirip seperti Movie Spider Versenya Sony.

Bedanya, Wish ini berasal dari buku yang seringkali diawalin sama ‘Zaman dahulu kala’ mirip beberapa cerita lawas Disney. Mungkin upaya mencoba kembali klasik sebagai bagian dari selebrasi sedekadenya Disney?

Bagi saya ini cukup jadi hal baru, karena selama ini Disney selalu pamerin kecanggihan CGInya bikin render yang realistis.

Cuma saya nilai, kok ceritanya jadi kayak tempelan gitu. Karakter 3D dengan background kertas 2D. Paham sih ceritanya latarnya ada di buku dongeng tapi bener kata reviewer lain yang saya baca, menurut mereka jadi seakan kurang polesan atau unfinished gitu.

Disney Wish

Saya paham Disney lagi eksperimen sama hal baru, tapi saya kayaknya pengen animasi Disney yang full render aja deh ke depannya.


Musik: 3/10

Mendengar cuplikan musik utamanya yang berjudul “This Wish” saat melihat trailer ini pertama kali di bulan Juni (atau Juli?) bikin saya excited sampe pengen jungkir balik.

Meski memang agak kurang nendang kayak Let It Go atau seenggaknya kayak lagu-lagunya Lin Manuel Miranda yang saya agak kurang fans itu, cuma ya ada harapan aja buat dengerin lagi lagu-lagu Disney yang bikin memori hape saya ada asupan hehe…

Belum lagi pas kemudian Disney rilis lagu villainnya yang nggak terlalu berasa kayak lagu villain, “This Is The Thanks I Get?!” Bagi saya lagunya cukup catchy terutama saat riffnya. Chris Pine sukses men-deliver nuansa psikopatik di lagu itu. Melodi sama instrumentalnya juga cukup bisa saya terima.

Makanya waktu saya lompat ke bioskop di belakang kantor, saya penasaran sama lagu-lagu lainnya. Berharap banget nggak kayak Frozen 2 yang… dikit-dikit nyanyi cuma gak ada yang nempel di otak saya buat saya nyanyiin balik.

Yep, Wish punya enam total lagu sepanjang film. Belum termasuk reprise kayaknya.

Cuma… Wish ini agak tanggung bagi saya, pengen ngikutin formula Encanto cuma nggak tuntas. Maksudnya, di Encanto, kalau kita skip musiknya itu berisiko tinggi ceritanya ikut ke-skip karena setiap musiknya mengandung plot penting ceritanya seperti We Don’t Talk About Bruno, dst.

Sedangkan Wish ini, tanggung. Musiknya hampir nggak berkontribusi sama jalan cerita filmnya sama sekali, tapi bingung mau di-skip pas bagian mananya karena suka ada bagian cerita yang kelewat kalau kita skip.

Tapi apa lagunya enak dan berkesan? Saya bilang “nggak”, selain yang dua itu saya sebutin di awal. Dan itu pun masih nggak bisa nyaingin Let It Go, jangankan lagu-lagu Disney lawas yang pada legendaris itu.

Bahkan ada review yang dengan kejamnya bilang liriknya kayak dibuat sama AI macam ChatGPT. Saya lumayan setuju juga sih, soalnya gak ngena sama sekali.

Apalagi lagu yang bilang kalau kita ini adalah bintang. Sumpah gak penting banget dan gak seharusnya ada sampe saya pikir itu cuma akal-akalan Disney buat bikin adegan klasik lagi mirip adegan Snow White waktu dikelilingin binatang di hutan.

Melodinya juga kedengeran agak ‘kacau’. Well, saya bukan komposer tapi saya bisa bandingin sama yang jauh lebih baik dari itu. Saya dengernya serasa sisa-sisa lagu-lagu gen Z yang ditolak sama studio rekaman. Sori pemilihan bahasanya agak kejam hehe…

Saya berusaha keras buat nyerap nada-nadanya sampe mules tapi cuma berakhir ‘keringetan’ doang. Beberapa kayak ingin meniru kesuksesan lagu-lagu Disney lawas tapi gagal meski nggak total banget.

Sayang.


Komedi: 7/10

Komedi Disney kebanyakan berasal dari karakter yang kikuk, gegabah, dan centil. Saya gak punya ekspektasi lebih untuk komedinya karena saya tau gimana kelakuan si Disney ini bangun watak dari para karakternya.

Beberapa lucu, beberapa boring.

Saya akuin beberapa ada adegan yang bikin saya ngakak di bioskop, persetan dengan penonton lain. Ya emang beneran lucuk sih.

Disney Wish

Cuma waktu itu karena yang nonton dikit alias sepi (hari Minggu di mall yang emang lagi direvitalisasi dan udah sepi), jadi delapan arah mata angin dari kursi saya gak ada orang samsek.

Saya gak punya banyak komplen untuk hal ini, kecuali saya berharap Disney cari cara unik buat bikin komedi dari aspek lain. Boleh tiru komedinya Frozen 2, walau ceritanya ampas tapi komedinya lumayan top notch.


Cerita: 6/10

Sekarang ke aspek yang paling saya cari setiap saya nonton film. Ya pasti ceritanya dong…

Mengingat sebagai selebrasi dari seabadnya Disney, saya gak sabar pengen liat seberapa dalem ceritanya.

Saya mau ceritain detail di sini tapi takut spoiler hehe…

Intinya seperti yang saya sebutin sebelumnya, Disney masih nerusin tradisi pengenalan karakter-karakter protagonis yang centil, kikuk, gegabah, dan dibumbuin sama kelakuan gen Z masa kini.

Agak usang sih bagi saya.

Tapi yang saya mau kasih kabar gembira, ini film Disney bener-bener udah ada villain yang ditampakin di awal. Yah meski nggak di awal banget sih, ada basa-basinya dulu lah.

Villainnya di sini dari trailer udah jelas si King Magnifico, yang terbalut warna hijau muda sebagai simbol villainisasinya Disney.

Dan sebenernya juga agak komplikatif juga si King Magnifico ini. Entah si penulis cerita gak siap atau kurang berbakat, jadi agak rada-rada bagi saya. Di satu sisi motifnya baik, tapi kebongkarnya kayak dipaksain jahat mirip Hansnya Frozen.

Disney Wish

Tapi saya seenggaknya cukup puas sama klimaksnya, meski ujung-ujungnya ternyata di bawah ekspektasi saya. Antiklimaksnya mirip Ralph Breaks The Internet.

Agak ‘yaah’ sih. Agak kurang greget villain defeatnya. πŸ˜”

Gimana pun saya udah apresiasi banget si Disney ini mau bangkitin lagi tradisi villain beneran. Bukan cuma sekedar antagonis miskom kayak Raya sama Encanto, atau villain dadakan modal plot twist yang ngadi-ngadi kayak film Disney dari 2013.


Kesimpulan

Sebenernya saya gak terlalu berekspektasi tinggi di film perayaan 100 tahun Disney ini.

Cuma kayaknya Wish emang gak nembus ekspektasi saya yang nggak tinggi-tinggi banget ini. Agak saya sayangin sih, soalnya di 100 tahunnya Disney, seenggaknya Wish bisa sejajar sama ekspektasi saya. Nyatanya malah bikin saya campur aduk. πŸ™ƒ

Disney Wish

Untungnya… gak rendah-rendah banget anjloknya. Apalagi ada villain beneran meski gak separah villain-villain Disney jadul.

Sama ada beberapa plot hole, seperti masa lalunya King Magnifico yang nggak dijelasin terus hubungannya apa sama bikin dia berubah jadi villain dari orang yang sebenernya baik.

Tapi ada satu kekhawatiran saya. Wish ini menurut saya film gen Z banget, dan terlalu membuat para gen Z jadi over percaya diri, apalagi jelas banget di salah satu lirik lagunya, “I may be young but I know I am not wrong”. Pesan moralnya juga agak sedikit dipaksain.

Yang saya kaget, itu King Magnifico ternyata ada kaitannya ya sama cermin ajaibnya ratu jahat di Putri Salju film pertama Disney?

Nilai keseluruhan: 6.5/10

Suka
Komentar
pos ke FB
pos ke X
πŸ€— Selesai! πŸ€—
Punya uneg-uneg atau saran artikel untuk Anandastoon?
Yuk isi formulir berikut. Gak sampe 5 menit kok ~

  • Sebelumnya
    5 Mimpi Aneh Anandastoon yang Berkesan

    Berikutnya
    Super Mario Wonder: Ada Elemen Paling Kreatif dalam Sejarah Game


  • 0 Jejak Manis yang Ditinggalkan

    Minta Komentarnya Dong...

    Silakan tulis komentar kalian di sini, yang ada bintangnya wajib diisi ya...
    Dan jangan khawatir, email kalian tetap dirahasiakan. πŸ˜‰

    Kembali
    Ke Atas
    Pakai tema nostalgia