Cerita Dari: Mona, Nelli, dan Rosita
Saat itu, di sekolah saya ada acara diklat karate. Pada tengah malam yang sunyi sepi, acara diisi dengan jeritan malam. Sekolahku terkenal angker, apalagi dahulunya ada seorang yang meninggal dengan posisi duduk. Saat acara jeritan malam akan dimulai, para anggot karate yang lama menyamar menjadi hantu pocong, kuntil anak. Dan hantu pocong yang sebenarnya hantu samaran itu berada di kamar ganti wanita yang konon kamar ganti tersebut sangatlah angker. Pada saat acara tersebut dimulai, saya di uji nyalikan di tempat ruang ganti itu. Saya sebenernya sudah tahu rencana para anggota karate yang lama untuk menyamar sebagai hantu dan di kamar tersebut di letakkan satu hantu pocong.
Saat saya sudah ada di ruang ganti, saya hanya duduk diam memandangi sekitar dan meyakinkan diri saya agar saya tidak takut. Saya yakin di kamar ganti itu hanyalah hantu palsu. Tapi saat saya melihat hantu tersebut, tiba-tiba diruang ganti tersebut ada 2 hantu. Padahal di ruang ganti tersebut hanya di beri satu hantu palsu. Dan saya mencoba meyankinkan kepada semua orang yang mengikuti jeritan malam tersebut agar mereka percaya pada kejadian yang saya alami. Mereka semua percaya akan kejadian itu, karena mereka tahu kalau di ruang ganti tersebut ada penunggunya.
Kiriman : Mona, Nelli dan Rosita (SMPN 1 Sidoarjo)