Sebelumnya jika ada pertanyaan mengenai untuk apa saya membuat postingan yang tidak biasa ini, saya akan jelaskan di paragraf-paragraf berikutnya.
Frozen, film sukses Disney yang memiliki tokoh bernama Elsa sebagai tokoh utama ini, kalian sudah tahu bagaimana gambarannya sehingga saya tidak perlu jelaskan lagi.
Sebetulnya saya tidak tahu secara pasti bagaimana ceritanya karena saya tidak menonton filmnya secara tuntas. Pertama kali saya ‘menyentuh’ film Frozen karena sebuah parodi dari salah satunya yang berjudul ‘Let It Go’ sekitar 2 bulan lalu. Saya mendengar musiknya cukup catchy sehingga saya mendengar versi aslinya dan beberapa parodi lainnya yang muncul dari rekomendasi video Youtube.
Lalu apa kaitannya dengan judul di atas?
The more you’re famous, the more haters you get
Bermula dari salah satu video di Youtube yang mempertontonkan kesalahan-kesalahan dari film Frozen, seperti biasanya saya akan melihat kolom komentar untuk mendapatkan respon-respon lebih lanjut.
Namun ternyata yang saya dapatkan adalah jurang kritik dan neraka makian. Berujung perdebatan yang hampir tiada akhir masing-masing mempertahankan argumennya, yang kebanyakan dari para haters.
Tujuan saya menulis artikel ini bukanlah untuk membela film Frozen. Sorry, saya tidak pernah membela sesuatu yang tidak memiliki hubungan dengan syariat. Tetapi yang saya tangkap di sini adalah banyak komentar-komentar menjatuhkan bahkan dapat membuat orang lain terutama pemula menjadi trauma berkarya sebelum berperang.
Maka dari itu saya ingin mencoba memberikan siraman kepada orang yang berkarya agar tidak gentar dengan kritikan pedas dari orang lain.
Tetapi sebelumnya, sekali lagi saya tegaskan saya tidak membela film Frozen. Karena saya juga tidak begitu suka dengan film tersebut yang sepertinya terlalu diagung-agungkan dengan musik masterpiecenya yang berjudul “Let It Go”, maka dari itu saya menyatakan setuju dengan beberapa komentar-komentar tajam yang menghujam Frozen. Namun lama-kelamaan saya merasa komentar-komentar pedas tersebut sepertinya mulai terlalu berlebihan.
Di sinilah saya akan rangkum garis besar dari komentar-komentar tersebut dan saya juga berikan komentar dari setiap potongan alinea yang tertulis. Dan bagi yang tidak ingin repot-repot membacanya, saya sudah sediakan konklusi dari apa yang saya tulis di bagian paling bawah artikel. Terima kasih.
Berikut cuplikannya:
1. “Saya tidak tahu mengapa banyak orang yang menyukai Frozen”
Jawaban: Sama seperti saya yang juga tidak tahu mengapa banyak orang yang tidak menyukainya.
2. “Tidak masuk akal bagaimana Elsa mendapatkan kekuatannya. Tidak seperti Tangled yang mendapatkan kekuatannya dari sebuah bunga”
Jawaban: Ada yang bilang bahwa Elsa mendapatkan kekuatannya sejak lahir dan dari bibinya. Menurutmu, darimana bunga pada film Tangled mendapatkan kekuatannya?
3. “Bunga Tangled mendapatkan kekuatannya dari tanah dan matahari”
Jawaban: Begitu juga dengan Elsa.
4. “Frozen adalah film yang buruk karena banyak adegan yang tidak masuk di akal”
Jawaban: Oh hai! Frozen bukan film dokumenter, jadi stop overanalyzed. Bahkan setiap film animasi pun ada adegan-adegan yang memang tidak masuk akal. Sekarang jelaskan kepada saya mengapa Sponge Bob dapat menyalakan api dalam air.
5. “Frozen tidak hanya ditonton oleh anak kecil”
Jawaban: Begitu pula dengan Sponge Bob Square Pants.
6. “Frozen adalah film yang tidak memenuhi standar Disney”
Jawaban: Sejak kapan Disney memiliki standar? Atau globalnya, sejak kapan seni itu memiliki standar?
7. “Saya tidak percaya mengapa perusahaan animasi sekelas Disney membuat film seburuk Frozen”
Jawaban: Sepertinya kamu lupa bahwa orang yang mengarang ‘Twilight’ adalah orang yang sama dengan orang yang mengarang Harry Potter. Kamu tidak dapat mengatur sesuatu yang telah terjadi. Yang dapat kamu lakukan adalah memberikan kritik agar menjadikan kedepannya lebih baik.
8. “Tangled, Lion King, dan Mulan jauh lebih baik dari Frozen”
Jawaban: Begitu pula dengan Harry Potter yang jauh lebih baik dari Twilight atau Windows 7 yang jauh lebih baik dari Windows Vista. Tapi tunggu, itu semua masih dalam satu instansi bukan? Mereka bebas memiliki standar yang mereka mau. Sekali lagi, yang dapat kamu lakukan adalah memberikan kritik agar menjadikan kedepannya lebih baik.
9. “Lihatlah Olaf yang disturbing itu hanya sebagai tokoh tidak berguna dengan humor-humor aneh yang seharusnya Frozen itu lebih baik tanpanya”
Jawaban: Apa yang salah dari sebuah manusia salju mungil yang hanya berperan sebagai peran minor? Ah, saya jarang menonton banyak film sehingga saya tidak memberikan contoh Olaf-Olaf yang lain pada film-film bagus lainnya.
10. “Frozen adalah cerita yang ditulis dengan sangat buruk”
Jawaban: Setidaknya Disney telah mencoba.
11. “Tetapi alasan ‘setidaknya si anu telah mencoba’ hanyalah sebagai tameng saja. Kita jelas-jelas tidak akan menghargai karya orang yang asal meski dia telah mencoba”
Jawaban: Setidaknya belajarlah untuk menghargai dengan melemparkan kritik yang tepat sasaran, orang tuamu seharusnya mengajarimu untuk menghargai karya orang lain. Bagaimana jika adikmu baru belajar berkarya namun dia dihujam kritik pedas dan jahat dari orang lain? Bagaimana perasaanmu?
Saya juga menilai Film Frozen meski hanya dari parodinya saja bahwa film tersebut kurang memiliki greget dalam ceritanya, terutama pada saat-saat klimaks. Namun bukan berarti saya langsung mencap Frozen adalah film sampah.
12. “Mengapa Frozen begitu sukses di pasaran, padahal ada film Disney lain yang lebih baik namun tidak begitu laku”
Jawaban: Ini balik lagi kepada sistem marketing suatu perusahaan.
13. “Dan mengapa pula Frozen bisa-bisanya mendapatkan piala Oscar”
Jawaban: Piala Oscar yang dimaksud adalah dari segi animasinya, bukan ceritanya. Saya memang mengakui animasi yang dibuat Disney sungguh detail. Bahkan dalam video soundtrack Let It Go ketika Elsa membangun istana, setiap detail (minus glow dan sparkling-sparkling ala dongeng yang nggak jelas begitu) telah dirender dan dianimasikan dengan maksimal.
14. “Banyak yang tidak menyukai Frozen”
Jawaban: Setidaknya film itu untuk anak kecil. Siapa anak kecil yang akan mempermasalahkan setiap plotholes dalam cerita ini?
15. “Anak kecil yang pintar tentu akan mempermasalahkannya”
Jawaban: Seberapa jauh? Apakah mereka akan berdebat dengan bersikeras dan tarik urat bahwa argumennya paling benar? Lagipula saya senang jika ada anak kecil yang kritis.
16. “Saya sangat tidak menikmati cerita Frozen, apalagi lagu Let It Go yang mengacaukan plotnya”
Jawaban: Setidaknya kamu masih bisa menikmati yang lainnya. Cukup nikmatilah sisanya dan berikan masukan apa yang kurang tanpa memperjuangkan argumen sendiri yang seakan-akan paling benar serta mencari-cari orang yang setuju dengan menjunjung tinggi sifat keegoisan.
17. “Frozen adalah film animasi paling buruk sepanjang masa”
Jawaban: Namun film itu sudah tayang, sudah menjaring jutaan fans, pihak Disney pun sudah mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Jadi apa pengaruhmu bagi Disney? Disney pun saya yakin akan mendengarkan masukan, namun apakah cercaan dari haters akan juga didengarnya?
Berikut cuplikan dari lagu Let It Go: I don’t care, what they’re going to say~
The main point of this article has actually nothing to do with Frozen. Namun kalian telah lihat sendiri bagaimana kejamnya kritik-kritik di atas. Bahkan kritik tersebut sudah bukan lagi terlihat sebagai kritik, melainkan telah menjadi cercaan dan hinaan.
Saya khawatir kalian yang ingin berkarya menjadi ciut mentalnya karena akan menghadapi kritikan-kritikan jahat seperti itu, makanya artikel ini saya buat dengan harapan bantahan-bantahan yang saya tulis dapat membuat kalian menjadi lebih tegar. Teruslah berkarya, karena mendapatkan haters itu menunjukkan bahwa kalian sudah terkenal.
Tetap dengarkan kritik, namun hanya kritik yang membangun dan reasonable.